TRIBUNNEWS.COM - Sebagian wanita berbulu lebat di beberapa bagian tubuhya. Ada yang meyakini hal itu sebagai tanda ia memiliki gairah seksual atau libido tinggi.
Tak ayal bila ada wanita yang memiliki rambut tebal, seperti kumis tipis atau rambut di tangan dan kaki, dianggap sebagai wanita hiperseksual.
Tapi benarkah demikian? Wanita berbulu lebat dalam dunia medis dikenal dengan istilah hirsutisme.
Hirsutisme adalah suatu kondisi tumbuhnya rambut di bagian wajah dan tubuh tertentu seorang wanita.
Wanita yang mengalami hirsutisme dapat mengalami pertumbuhan rambut pada bagian tubuh lainnya, seperti di atas bibir, dagu, tangan, kaki, perut, dada, dan punggung.
Baca: Dilema Remaja Punya Ovarium Sekaligus Testis, Dandan Perempuan Tapi Berjenggot, Libido Bergejolak
Pada beberapa kasus, penyebab wanita berbulu lebat memang tidak dapat diketahui.
Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang menyebabkan wanita berbulu lebat, yaitu:
- Faktor genetik atau keturunan
- Peningkatan hormon testosteron (androgen)
- Konsumsi obat-obatan, dan kondisi kesehatan lainnya
Anggapan yang kerap beredar di masyarakat mengenai rambut yang lebat pada wajah dan tubuh wanita seringkali dikaitkan dengan gairah seksual yang tinggi.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu penyebab wanita berbulu lebat adalah peningkatan kadar hormon testosteron.
Baca: Manfaat Konsumsi Rebusan Jahe saat Malam Hari, Tingkatkan Gairah Seksual hingga Cegah Penuaan Dini
Hormon testosteron, atau hormon androgen, adalah hormon yang dimiliki oleh pria, tetapi tidak menutup kemungkinan wanita juga bisa memilikinya.
Sejumlah penelitian terbaru menyebutkan bahwa hormon testosteron sama sekali tidak berhubungan dengan peningkatan gairah seksual, bahkan pada pria dalam kondisi sehat sekali pun.
Namun, hormon testosteron yang tinggi pada wanita ternyata hanya sedikit berkaitan dengan gairah seksual.
Ini artinya, anggapan wanita berbulu lebat memiliki libido tinggi sebenarnya tidak sepenuhnya benar atau salah.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh sebuah studi yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal Archives of Sexual Behavior.