"Kalibrasinya jam 16.27 WIB atau bisa mundur satu dua menit dari waktu itu," imbuhnya.
Nashirudin menyebut, harus ada kesesuaian waktu dalam melakukan pengecekan.
"Jadi yang kita butuhkan untuk mengecek ulang arah kiblat yang pertama adalah meyakinkan bahwasanya waktu yang kita pakai sudah terkalibrasi."
"Artinya tidak ada perbedaan antara waktu yang kita pakai dengan waktu yang sebenarnya," ungkap Nashirudin.
Sementara itu Nashirudin juga mengungkapkan fenomena ini adalah salah satu hikmah perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.
"Salah satu hikmah perpindahan adalah matahari tepat di atas Ka'bah atau melintasi Masjidil Haram yang itu bisa menjadi sarana untuk menentukan arah kiblat terutama di Indonesia," imbuhnya.
Baca: Info BMKG: Peringatan Dini Rabu 15 Juli 2020, Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Nashirudin menyebut peristiwa matahari berada tepat di atas Ka'bah akan terjadi pada tanggal 15 dan 16 Juli 2020 pukul 16.27 WIB
"Pada waktu tersebut seluruh bayangan benda yang tegak lurus akan mengarah ke kiblat," ungkapnya.
Maka dari itu, pada waktu tersebut apabila kita menancapkan benda yang tegak lurus, maka bayangan benda akan mengarah lurus ke kiblat.
"Nah ini bisa dijadikan sarana bagi kita untuk ngecek apakah arah kiblat masjid, musala, dan bangunan yang kita tempati mengarah kiblat atau tidak," ungkapnya.
Dosen Fakultas Syariah dan Pascasarjana itu mengungkapkan arah bayangan semua benda tegak lurus ke arah kiblat.
Baca: Foto-foto Gerhana Matahari Cincin di Seluruh Dunia, dari China hingga Burj Khalifa
Sebelum ini, fenomena matahari tepat di atas Ka'bah terjadi pada bulan Mei 2020 lalu.
Tepatnya pada tanggal 27 dan 28 Mei 2020 matahari melewati tepat di atas Masjidil Haram di Kota Mekah, Arab Saudi.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)