News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cek HP Pasangan Dapat Hindarkan Potensi Perselingkuhan Sebesar 80%? Ahli Jelaskan Keefektifannya

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cek HP Pasangan Dapat Hindarkan Potensi Perselingkuhan Sebesar 80%?Ahli Jelaskan Keefektivannya

TRIBUNNEWS.COM - Psikolog keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan S Psi M Psi memberikan satu tips untuk mengindarkan hubungan rumah tangga dari ancaman perselingkuhan.

Adib menilai dalam membangun hubungan rumah tangga yang harmonis tidak cukup hanya dengan kepercayaan.

Namun juga dibutuhkan bukti nyata sebagai penguat kepercayaan tersebut.

Oleh karena itu, satu cara yang bisa digunakan untuk membuktikannya dengan cara mengecek handphone pasangan.

"Saling percaya harus ada bukti, kalau tidak neko-neko kenapa takut untuk diperiksa," ujar Adib kepada Tribunnews, Jumat (17/7/2020). 

Meskipun demikian, Adib tetap memberikan catatan penting dalam penerapan tips satu ini.

Yakni dengan memperhatikan kebebasan individu yang tidak boleh diabaikan.

Baca: Marak Postingan Viral Pelakor di Medsos, Psikolog: Agar yang Mau Jadi Pelakor Berpikir 2 Kali

Ia menilai suami-istri ada dasarnya memiliki hak dan kewajiban yang sama.

"Keduanya memiliki kebebasan yang sama untuk melakukan sesuatu yang bisa dipertanggung jawabkan."

"Istilahnya memanusiakan manusia," imbuhnya.

Sehingga saat suami-istri ingin menerapkan cek handphone satu sama lain, maka perlu membuat kesepakatan terlebih dahulu.

Harapannya tidak timbul perasaan tertekan atau kebebasan sebagai seorang individu merasa terenggut begitu saja.

"Seminggu sekali atau sebulan sekali boleh lah, atau tergantung feeling."

"Cara itu 80 persen dapat menghindari perselingkuhan," bebernya.

Baca: Goh Liu Ying Dituduh Pelakor, Sang Pelaku Akhirnya Minta Maaf atas Perbuatannya

Kenapa Postingan Pelakor Mudah Viral?

Adib juga memberikan pandangan terkait maraknya postingan viral pelakor di sosial media.

Menurutnya alasan kenapa masyarakat ikut memviralkan postingan tersebut berasal dari kekhawatirannya terhadap keberadaan fenomena pelakor ini.

"Harapan dari mereka ketika itu viral membuat pelakor semakin berkurang," ucapnya.

Selain itu Adib juga menilai saat masyarakat memberikan dukungan berupa like atau ikut menyebarkan postingan pelakor hingga menjadi viral juga memiliki maksud lain.

Utamanya untuk melabeli kegiatan merebut pasangan orang merupakan perilaku yang tidak baik dalam kacamata norma masyarakat.

Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan. (Istimewa/Adib Setiawan)

"Supaya pelakor ini mendapatkan stempel negatif, sehingga kalau ada yang mau jadi pelakor mereka bisa berpikir 2 kali sebelum melakukannya."

"Karena alasan itu, masyarakat memberikan dukungan penuh, supaya kembali ke pasangan masing-masing dan jangan jadi pelakor," imbuhnya.

Pria yang juga berpraktik di Klinik Terapi Anak Dewasa YPPI Pondok Aren, Tangerang Selatan menjelaskan ada maksud tersirat dari viralnya postingan viral.

Yakni memberikan pesan kepada masyarakat lain untuk melakukan hal yang benar saat mencari pasangan.

"Kalau merebut pasangan orang karena faktor ekonomi, ya cari uang dengan cara baik lah."

"Jangan ganggu rumah tangga orang lain," tegasnya.

Baca: Postingan Pelakor Bertebaran di Medsos, Ini 5 Tips Menghindari Perselingkuhan dari Ahlinya

Kenapa Pelakor itu Muncul?

Ilustrasi postingan pelakor yang viral di media sosial  (https://www.freepik.com/)

Menurut Adib pada hakikatnya manusia ingin menjadi baik dan menjalani kehidupan di atas garis yang lurus.

Termasuk tidak mau berselingkuh dan mengkhianati perasaan pasangannya.

Namun karena ada sejumlah kondisi tertentu, membuat seseorang terdorong untuk melakukan aksi merebut pasangan orang lain.

Untuk memudahkan, Adib kemudian memberikan kondisi-kondisi yang dapat memunculkan perilaku untuk menjadi pelakor

"Misalkan suami mau lurus-lurus aja, tapi saat di rumah dicerewetin istrinya dan terlalu posesif, akhirnya si suami selingkuh."

"Atau istri terlalu memberikan kepercayaan 100 persen, maka disalahgunakan sama suami."

"Misalnya juga suami sibuk kerja, hanya memikirkan materi. Istrinya tidak mendapatkan perhatian dan merasa tidak dihargai. Sehingga istri mencari sosok yang bisa menghargai di luar rumah," urai Adib.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini