Sementara itu, chief wuality officer dan associate chief medical officer University of Iowa Health Care sekaligus profesor klinis penyakit menular di University of Iowa Carver College Medicine, Dr Michael B. Edmond, MPH, MPA, MBA mengungkapkan, jika memang terpaksa menggunakan face shield, pilihlah yang dapat menutupi area dagu atau lebih, serta menutup bagian samping wajah.
Bagian samping face shield harus hampir mencapai telinga dan harus rapat dengan wajah.
"Tidak boleh ada celah antara dahi dan bagian depan face shield, kecuali ada penutup di atas celah tersebut. Jika tidak, tetesan bisa masuk melalui celah-celah tersebut dan mendarat di wajah kita," katanya.
3. Face shield dibersihkan secara rutin
CDC menganjurkan pengguna face shield untuk mengacu pada petunjuk pemakaian yang disediakan produsen.
Jika petunjuk tersebut tidak ada, CDC menyarankan untuk membersihkan face shield secara rutin menggunakan deterjen netral dan air hangat untuk menghilangkan kotoran yang terlihat, diikuti dengan pembilasan menggunakan air bersih.
Mereka juga merekomendasikan untuk mendisinfeksi face shield secara rutin, sebaiknya engan larutan berbasis klorin.
Sebab, alkohol bisa merusak material plastik dan lem pada face shield jika pembersihan dilakukan berulang.
Selain itu, alkohol juga dapat menghilangkan sifat anti-silau atau anti-embun dari face shield. Setelah itu, bilas kembali dengan air bersih untuk menghilangkan residu yang tersisa.
Keringkan dengan cara diangin-angin atau menggunaakan handuk kertas bersih untuk menghilangkan kelembapan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ingat, Pakai Face Shield Tanpa Masker Bisa Berbahaya