TRIBUNNEWS.COM - Ada banyak mitos tentang mencuci wajah yang perlu dibantah.
Untuk meluruskannya, para ahli kulit menjelaskan beberapa praktik mencuci wajah yang paling sering diperdebatkan.
Dilansir Insider, berikut beberapa mitos tentang mencuci muka, dan apa yang menurut para ahli harus Anda lakukan.
1. Mitos: Anda tidak boleh mencuci muka saat mandi dengan shower
Beberapa orang berpikir mencuci wajah seharusnya tidak menjadi bagian dari rutinitas mandi.
Tetapi hal itu bisa menjadi hal yang baik selama Anda berhati-hati, kata Shasa Hu, dokter kulit bersertifikat dan salah satu pendiri layanan konsultasi perawatan kulit BiaLife.
Baca juga: 7 Tips Menjaga Kulit Tetap Sehat Saat Mencuci Tangan
Baca juga: Cara Terbaik Mencuci Pakaian Agar Virus Corona yang Menempel di Pakaian Bisa Musnah
"Saat Anda mencuci muka di kamar mandi, kabut hangat dari pancuran meningkatkan pengelupasan kulit yang lebih dalam dan membuka pori-pori," jelas Hu.
Ia melanjutkan, "Selama Anda tidak menggunakan air panas yang menyengat atau sabun yang keras, mencuci muka saat Anda mandi akan menghemat waktu, menghemat air, dan memberi Anda pembersihan yang lebih dalam untuk mempersiapkan kulit Anda untuk rutinitas perawatan kulit selanjutnya."
2. Mitos: Anda harus selalu mencuci muka dua kali sehari
Ahli kulit yang berbasis di New York City Hadley King mengatakan kepada Insider bahwa perlu atau tidaknya Anda mencuci muka dua kali sehari tergantung pada jenis kulit Anda dan apa yang perlu Anda bersihkan.
Jenis kulit kering atau sensitif boleh dibersihkan hanya sekali di malam hari, tetapi kulit berminyak mungkin mengharuskan Anda untuk membersihkannya setidaknya dua kali sehari, kata King.
Namun, jika Anda menyelesaikan olahraga dengan keringat atau memakai riasan tebal, dia menyarankan untuk selalu mencuci muka setelah gym atau sebelum tidur.
"Membersihkan wajah sebelum tidur umumnya disarankan tidak hanya untuk menghilangkan riasan, tetapi juga untuk menghilangkan kotoran dan polusi yang menumpuk di kulit kita sepanjang hari," kata King.
Partikel-partikel itu dapat menyebabkan kerusakan oksidatif dan berkontribusi pada kerusakan kolagen dan kerutan.