Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Barbershop atau tempat cukur rambut memang sedang menjadi sorotan di masyarakat.
Banyak dari mereka yang mulai antusias dengan hadirnya barbershop banyak tempat di Indonesia.
Bahkan, beberapa orang mulai tertarik untuk menjadi seorang barber ataupun membuka usaha barbershop sendiri.
Di tengah pandemi seperti saat ini, tidak ada bisnis yang dapat dengan mudah bertahan.
Semua usaha atau bisnis mengalami kendala yang hampir sama.
Kurangnya pelanggan yang datang atau bertransaksi menjadi indikator yang menyebabkan sebuah bisnis menjadi menurun.
Hal ini tentu menjadi masalah yang cukup merepotkan bagi para pembuka bisnis di manapun termasuk bisnis barbershop.
Baca juga: Barbershop, Peluang Usaha Menjanjikan di Masa Pandemi
Bisnis barbershop telah menjadi salah satu bisnis yang cukup terdampak oleh adanya pandemi.
Hal ini disebabkan karena bisnis barbershop merupakan bisnis penyedia layanan jasa yang mengharuskan pegawainya untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan.
Banyak orang beranggapan bahwa mencukur itu adalah suatu hal yang mudah dilakukan, tidak membutuhkan skill dan pengetahuan yang mendalam.
Hanya dengan bermodalkan pisau cukur, semua orang “merasa” diri sudah mampu untuk memotong rambut dengan hasil yang baik.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, 4 Kalimat Terlarang Diucapkan saat Pangkas Rambut di Barbershop
Kenyataannya, mencukur bukan hanya tentang memotong rambut seseorang, tetapi juga tentang skill, pelayanan dan seni yang dituangkan ke dalam sebuah jasa.
Dengan menempuh perjalanan jauh sampai ke Inggris, Kevin Tania akhirnya berhasil mempelajari berbagai skill barbering.