News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

StoryChopsticks Luncurkan Buku Cerita Berbahasa Mandarin Karya Pengarang Belia

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

StoryChopsticks meluncurkan buku cerita berbahasa Mandarin karya pengarang belia yang dilakukan secara daring, Minggu (27/6/2021) Singapura 27 Juni 2021- Perusahaan Singapura StoryChopsticks meluncurkan buku seri Zongzi (??), sebuah seri cerita berbahasa Mandarin pertama di dunia yang seluruhnya ditulis dan digambar oleh anak-anak. Seri pertama ini, Zongzi (??) #1 - Childhood Rhapsody memuat cerita dan ilustrasi dari murid-murid StoryChopsticks di Singapura dan Amerika Serikat. Yang menarik, karya ini merupakan puncak proses pembelajaran anak-anak, dengan didampingi para fasilitator guru bahasa Mandarin native asal Taiwan. StoryChopsticks menawarkan metode pembelajaran Bahasa Mandarin yang menarik melalui story telling, flash card, dan praktik membuat cerita setiap minggu. “Pada dasarnya anak-anak sangat suka dengan cerita. Sehingga pendekatan storytelling, sangat menarik bagi anak-anak. Jika mereka tertarik, maka mereka akan antusias untuk belajar,” kata Yuanxin Sun, pendiri dan CEO StoryChopsticks, dalam acara peluncuran buku Zongzi (??) #1 - Childhood Rhapsody secara virtual, Minggu (27/6). “Anak-anak secara alami menjadi kreatif dan merasakan pengalaman belajar baik jika mereka terlibat secara aktif. Kami merancang proses pembelajaran agar anak-anak dapat segera melihat, menyentuh, dan bahkan mempromosikan hasil pembelajaran mereka,” kata Chuang Wan Ting, salah satu pendiri dan Kepala Sekolah StoryChopsticks. Secara bertahap, anak-anak didampingi untuk membuat cerita sendiri, hingga akhirnya buku siap dicetak dan diterbitkan. “Pelajar tingkat lanjut, seperti para pengarang muda kita hari ini, kemudian mengembangkan cerita mereka sendiri melalui Program KidsPublish kami,” kata Zixuan, editor seri buku bergambar Storychopsticks Zongzi. Menurut I-Ling Wang, Asisten Profesor dari Yu Da University of Science and Technology, Taiwan, cara belajar dengan cara membuat cerita adalah bentuk penghargaan atas kreativitas anak-anak. “Kita tidak hanya bisa melihat hasil belajar, menggambar, dan imajinasi anak-anak, tapi juga kemampuan luar biasa mereka dalam mengekspresikan diri secara puitis. Kemampuan itu bahkan melampaui penguasaan bahasa orang dewasa.” ujar I-Ling Wang. Orang tua para siswa pun mengaku sangat merasakan manfaat metode ini. Salah satunya, Jenny Ho, ibu dari penulis muda Theo (7 tahun) yang menetap di Seattle, Amerika Serikat. “Sebelumnya, anak saya tidak pernah menggunakan bahasa Mandarin secara proaktif. Sejak mulai membuat cerita sendiri dalam bahasa Mandarin, dia sekarang selalu ingin tahu objek dan emosi kehidupan sehari-hari dalam bahasa Mandarin,” katanya. Di Indonesia StoryChopsticks telah bermitra dengan Rise N Shine Preschool di Medan. Kegiatan mengenal dan belajar Bahasa Mandarin bisa menjadi salah satu aktivitas liburan anak-anak.***

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - StoryChopsticks meluncurkan buku seri Zongzi, sebuah seri cerita berbahasa Mandarin pertama di dunia yang seluruhnya ditulis dan digambar oleh anak-anak.

Seri pertama ini, Zongzi  #1 - Childhood Rhapsody memuat cerita dan ilustrasi dari murid-murid StoryChopsticks di Singapura dan Amerika Serikat.

Yang menarik, karya ini merupakan puncak proses pembelajaran anak-anak, dengan didampingi para fasilitator guru bahasa Mandarin native asal Taiwan. 

Perusahaan asal Singapura ini menawarkan metode pembelajaran Bahasa Mandarin yang  menarik melalui story telling, flash card, dan praktik membuat cerita setiap minggu. 

Baca juga: Luncurkan Lima Buku, Imam Besar Istiqlal Ingin Ada Nuansa Batin di Tengah Masyarakat

“Pada dasarnya anak-anak sangat suka dengan cerita. Sehingga pendekatan storytelling, sangat menarik bagi anak-anak. Jika mereka tertarik, maka mereka akan antusias untuk belajar,” kata Yuanxin Sun, pendiri dan CEO StoryChopsticks, dalam acara peluncuran buku  Zongzi  #1 - Childhood Rhapsody secara virtual, Minggu (27/6/2021).  

“Anak-anak secara alami menjadi kreatif dan merasakan pengalaman belajar baik jika mereka terlibat secara aktif.

Kami merancang proses pembelajaran agar anak-anak dapat segera melihat, menyentuh, dan bahkan mempromosikan hasil pembelajaran mereka,” kata Chuang Wan Ting, salah satu pendiri dan Kepala Sekolah StoryChopsticks.

Secara bertahap, anak-anak didampingi untuk membuat cerita sendiri, hingga akhirnya buku siap dicetak dan diterbitkan. 

“Pelajar tingkat lanjut, seperti para pengarang muda kita hari ini, kemudian mengembangkan cerita mereka sendiri melalui Program KidsPublish kami,” kata Zixuan, editor seri buku bergambar Storychopsticks Zongzi.

Menurut I-Ling Wang, Asisten Profesor dari Yu Da University of Science and Technology, Taiwan, cara belajar dengan cara membuat cerita adalah bentuk penghargaan atas kreativitas anak-anak. 

“Kita tidak hanya bisa melihat hasil belajar, menggambar, dan imajinasi anak-anak, tapi juga kemampuan luar biasa mereka dalam mengekspresikan diri secara puitis. Kemampuan itu bahkan melampaui penguasaan bahasa orang dewasa.” ujar I-Ling Wang. 

Orang tua para siswa pun mengaku sangat merasakan manfaat metode ini. Salah satunya, Jenny Ho, ibu dari penulis muda Theo (7 tahun)  yang menetap di Seattle, Amerika Serikat. 

“Sebelumnya, anak saya tidak pernah menggunakan bahasa Mandarin secara proaktif.

Sejak mulai membuat cerita sendiri dalam bahasa Mandarin, dia sekarang selalu ingin tahu  objek dan emosi kehidupan sehari-hari dalam bahasa Mandarin,” katanya.

Di Indonesia StoryChopsticks telah bermitra dengan  Rise N Shine Preschool di Medan.

Kegiatan mengenal dan belajar Bahasa Mandarin bisa menjadi salah satu aktivitas liburan anak-anak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini