Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dampak pandemi juga dirasakan anak.
Selain memaksa anak bergerak di ruang terbatas gerak dan kurang bersosialisasi, sehingga anak rentan mengalami depresi.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi (Kak Seto) menyoroti sisi psikologis anak selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19
Sebanyak 13 persen anak Indonesia mengalami depresi karena tekanan orangtua selama harus belajar di rumah.
Baca juga: Jawaban Siswa SD Saar Ditanya Nadiem Kesannya Kembali Sekolah, Ada yang Senang, Ada yang Ingin PJJ
Baca juga: Merdeka Belajar Kemendikbudristek Beri Cara Pandang Baru di Perguruan Tinggi
Ia menegaskan, belajar adalah hak setiap anak, bukan kewajiban anak. Peran orang tua sangat penting untuk terus mendorong semangat belajar anak, bukan menambah tekanan untuk mereka.
“Belajar efektif adalah belajar dalam suasana menyenangkan. Kalau anak stres, hasilnya akan kontraproduktif. Sebanyak 13% anak Indonesia mengalami depresi karena tekanan orang tua selama harus belajar di rumah,” papar Kak Seto dalam talkshow baru-baru ini.
Kak Seto juga mengatakan, semua anak pada dasarnya suka belajar dan cerdas.
Oleh karena itu, orangtua harus kreatif dalam membimbing belajar anak di rumah.
Menurut Kak Seto, baik PTM terbatas, PJJ, maupun gabungan dari keduanya, semua pihak harus melindungi psikologis anak.
“Selain perlu adanya edukasi bagi orang tua, pembelajaran sebaiknya ditekankan pada yang bermakna bagi anak. Jangan menekankan pada penuntasan kurikulum, karena ini adalah kurikulum darurat selama PJJ,” ujar Kak Seto.
Kak Seto mengingatkan, pendidikan tidak boleh berhenti dalam situasi apa pun dan pendidikan harus dilakukan dengan kekuatan cinta.