Pasangan yang siap secara psikologis akan membantu mereka jadi orang tua yang baik, bisa mendidik dengan benar, lebih bahagia. Setelah menikah, pasangan harus bisa menjadi satu tim dan tidak bersaing.
"Sebelum membangun keluarga, menurutnya, diperlukan banyak persiapan seperti pemeriksaan kesehatan, konseling pernikahan, persiapan keuangan, juga menyelaraskan rancana dengan pasangan," katanya.
Perencana Keuangan, Rista Zwestika menggarisbawahi perlunya penyelarasan rencana dan keterbukaan tentang keuangan sebelum pasangan memasuki jenjang pernikahan.
“Sekarang topik perencanaan keuangan dengan pasangan bukan lagi hal tabu,” tegasnya.
Waktu yang sama, Rista juga memberikan nasihat terkait pengaturan keuangan keluarga ketika pencari nafkah kehilangan pekerjaan sebagai dampak pandemi.
“Cek dulu berapa persen pendapatan yang hilang, aset apa saja yang ada, dan pisahkan prioritas pengeluaran menjadi wajib, butuh, dan ingin. Kita lihat peluang pekerjaan atau tambahan penghasilan apa yang bisa dilakukan, aset apa yang bisa dicairkan, serta pengeluaran yang dapat dikurangi. Intinya, harus bangkit sebagai satu tim,” tutupnya.
Adanya perencanaan yang matang, kesiapan psikologis, serta edukasi yang sesuai, diharapkan akan menekan kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan serta mengurangi risiko pernikahan dan perceraian usia dini.