TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan teknologi seperti Google, Gojek, dan Tokopedia menjadi perusahaan incaran untuk bekerja dalam beberapa tahun terakhir.
Selain karena berkembangnya bisnis digital, budaya organisasi serta benefit yang ditawarkan perusahaan memiliki daya tarik tersendiri.
Menurut Group Chief Operating Officer VENTENY Damar Raditya, perusahaan-perusahaan tersebut punya strategi tersendiri dalam menerapkan budaya organisasi.
Pertama, menentukan nilai-nilai yang jelas untuk seluruh karyawan.
Nilai-nilai tersebut dapat berupa kebijakan yang bersifat wajib atau kebiasaan yang pada akhirnya membentuk budaya di lingkungan kerja.
Misalnya, Tokopedia memiliki tiga nilai yaitu focus on consumer, growth mindset, dan make it happen make it better.
Baca juga: Perusahaan Investasi Kelapa Sawit dari Tiongkok Merealisasikan Percepatan Vaksinasi
"Agar tidak sekadar menjadi jargon, perusahaan harus memastikan karyawan mengerti makna di balik nilai-nilai tersebut serta kaitannya dengan tujuan perusahaan," kata Damar dalam keterangannya, Jumat (5/11/2021).
Kedua, memahami kebutuhan dan keinginan karyawan sebagai bagian dari motivasi bekerja.
Bentuknya mulai dari memberikan gaji dan tunjangan yang sepadan dengan tanggung jawab, menyediakan fasilitas-fasilitas utama hingga penunjang gaya hidup, serta pengelolaan jam kerja guna mendorong terwujudnya work life balance.
Hal ini tentu mampu memotivasi karyawan untuk mengerahkan potensi terbaiknya bagi perusahaan.
Ketiga, peran perusahaan dalam menciptakan employee happiness kepada karyawan.
Google misalnya, meyakini kreativitas dan produktivitas individu lahir dari lingkungan kerja yang menyenangkan.
Baca juga: Bukan Hanya Gaji, Fasilitas Karyawan Seperti Mobil, HP dan Laptop Pun Akan Jadi Sasaran Pajak
Perusahaan ini memilih menyediakan fasilitas ekstra yang bisa dinikmati karyawan sehari-hari seperti ruang istirahat, makan gratis, dan permainan di kantor, dibandingkan mengadakan kegiatan rekreasi karyawan.
Damar bilang, adanya budaya progresif tersebut tak lepas dari pengaruh generasi millennial dan generasi Z yang kini mendominasi angkatan kerja.