Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) yang berlangsung sejak awal 2020 telah menghantam industri fashion secara global, termasuk tanah air.
Mirisnya, banyak desainer dan brand fashion yang tidak mampu mengatasi tantangan ini.
Beragam kendala pun mereka hadapi, mulai dari masalah produksi, penurunan penjualan hingga terbatasnya kegiatan promosi secara offline.
Tentunya pandemi Covid-19 telah begitu parah menguji industri fashion.
Baca juga: Menparekraf: Fashion Berkontribusi 20 Persen Terhadap Sektor Ekonomi Kreatif
Baca juga: Desainer Langganan Selebritis Ini Bikin Jas Set Seharga 1 Juta Dolar AS
Lalu apa yang dilakukan para desainer dan brand fashion yang masih bisa bertahan di masa pandemi ini?
Sejak tertampar pandemi, banyak brand fashion yang akhirnya mengubah bisnisnya ke bidang lain.
Mereka mulai mencoba industri kuliner hingga menjadi penyedia alat penunjang kesehatan seperti masker dan Alat Pelindung Diri (APD).
Namun ternyata ada pula yang terpaksa menutup bisnisnya, karena tidak mampu membuka tokonya kembali atau gagal mengalihkan brandnya untuk 'go digital'.
Fenomena ini ternyata terjadi pula di industri modest fashion yang menghadapi tantangan serupa.
Saat ini banyak pelaku bisnis fashion, termasuk mereka yang bergerak di industri modest fashion yang beralih ke digitalisasi melalui penawaran hingga pemasaran produk secara online.
Oleh karena itu, #MARKAMARIE sebagai salah satu Aggregator modest fashion di Asia menggandeng Council of Modest Fashion menggelar event 'Together(E) - International Virtual Modest Fashion Summit' powered by Layanan Syariah LinkAja.
Event non-profit ini sengaja diadakan untuk mendukung brand dan desainer modest fashion kembali menghubungkan jaringan bisnisnya yang sempat terputus, serta menciptakan kolaborasi antar negara di masa yang sulit ini.
Melalui event ini, para brand yang ikut serta diharapkan dapat memperoleh hasil yang baik sehingga mampu meningkatkan penjualan produk mereka.