News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jadi Tren, Sederet Artis Koleksi Boneka Arwah, Ini Tanggapan Psikiater hingga Ulama

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selebgram Priscilia Wibowo menunjukkan boneka arwah koleksinya.

Tanggapan ulama

Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya mengatakan  untuk membahas mengenai hal ini seharusnya hanya  mengacu pada keyakinan Agama Islam saja.

Ia menegaskan, muslim tidak boleh memiliki boneka yang menyerupai manusia atau patung dan ditujukan untuk kalangan dewasa.

"Kami akan bicara dalam keluarga muslim, (jika) anda seorang muslim, urusan boneka bagi orang dewasa tidak ada perbedaan pendapat, boneka dalam bentuk manusia kalau anda punya di rumah, kalau anda beli untuk yang dewasa 'nggak boleh'," ujar Buya Yahya, dalam Youtube Al-Bahjah TV yang dikutip Tribunnews pada Senin (3/1/2022).

Namun jika boneka diberikan untuk hiburan bagi anak-anak, tanpa ada penyematan maksud maupun arti sebagai 'spirit doll', melainkan hanya sekadar mainan dan tidak menyerupai bentuk patung maupun manusia, tentu diizinkan.

"Adapun utnuk anak kecil, itu tanpa embel-embel spirit doll dan yang lainnya, hanya sekadar boneka," kata Buya Yahya.

Sementara itu terkait keyakinan adanya arwah atau roh (spirit) dalam boneka tersebut, tentunya sebagai seorang muslim, tidak boleh meyakini hal tersebut.

"Kemudian masalah keyakinan-keyakinan, apakah bisa ada roh dan sebagainya, kita ini punya iman, dari segi keimanan kita nggak boleh meyakini yang demikian," tegas Buya Yahya.

Lebih lanjut Buya Yahya menekankan bahwa boneka merupakan benda dan tidak boleh dikaitkan dengan arwah atau roh mereka yang telah meninggal.

"Boneka adalah boneka, orang yang sudah meninggal sudah punya urusan di alam barzah, anak kecil dia akan diberi kenikmatan oleh Allah di alam barzah, tidak ada siksa. Nggak ada anak kecil jahat kemudian masuk menjadi roh jahat, nggak ada, yang ada jin, setan yang terkutuk, jin-jin jahat," papar Buya Yahya.

Sementara itu, terkait roh para bayi yang meninggal sebelum akil baligh telah memiliki tempat mulia dan diberikan kenikmatan oleh Allah SWT.

"Adapun roh-roh bayi-bayi kecil yang mati sebelum akil baligh, maka dia adalah bayi-bayi yang dimuliakan walaupun anak orang yang tidak beriman. Nggak perlu dia masuk-masuk boneka gitu, nggak ada keyakinan kita, ngapain masuk boneka-boneka itu, lebih enak dia di alam barzah sana," pungkas Buya Yahya.

Selain Buya Yahya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah, Cholil Nafis juga memberikan tanggapannya.

Menurut Cholil, mempunyai boneka tidak masalah. Hanya saja boneka tersebut tidak boleh dipersepsikan sebagai tempat arwah.

"Punya boneka mainan itu boleh tapi klo itu diisi atau dipersepsikan tempat arwah hukumnya tidak boleh memelihara makhluk halus," ungkapnya saat dihubungi oleh Tribunnews, Senin (3/12/2021).

Selain itu, kata Cholil boneka juga tidak boleh disembah karena dalam Islam, hal ini adalah perilaku musyrik. Tapi jika bermaksud berteman, berarti berteman dengan jin.

"Kalau disembah musyrik tapi kalau berteman saja berarti berteman dengan jin. Ya, tidak boleh anak dari benda mati," kata Cholil menambahkan.

Di sisi lain, Cholil pun menghimbau pada masyarakat agak tidak terjebak dalam hal mistis. Di sisi lain, sebaiknya uang yang dimiliki disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan.

"Agar masayarakat tak terjebak mistis dan menuhankan selain Allah. Baiknya, uang yang dimiliki disumbangkan kepada anak Yatim dan dlu’afa dari pada memelihara boneka yang mistis itu," pungkas Cholil.

(Parapuan/Tribunnews.com/Fauzi Alamsyah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini