Sebelum kematiannya, dia diduga menulis surat bertanda "Dari Valentine-mu," sebuah ekspresi yang masih digunakan sampai sekarang.
Meskipun kebenaran di balik legenda Valentine tidak jelas, semua cerita menekankan daya tariknya sebagai sosok yang simpatik, heroik, dan yang terpenting romantis.
Pada Abad Pertengahan, Valentine menjadi salah satu santo paling populer di Inggris dan Prancis.
Asal Usul Hari Valentine
Beberapa orang percaya bahwa Hari Valentine dirayakan pada pertengahan Februari, untuk memperingati hari kematian atau penguburan Valentine yang mungkin terjadi sekitar tahun 270 M.
Sementara yang lain mengklaim bahwa gereja Kristen mungkin telah memutuskan untuk menempatkan hari raya St. Valentine di tengah Februari dalam upaya untuk "mengkristenkan" perayaan pagan Lupercalia.
Lupercalia adalah festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi, serta pendiri Romawi Romulus dan Remus.
Untuk memulai festival, anggota Luperci, ordo pendeta Romawi, akan berkumpul di sebuah gua suci di mana bayi Romulus dan Remus, pendiri Roma, diyakini dirawat oleh serigala betina.
Para imam akan mengorbankan seekor kambing untuk kesuburan dan seekor anjing untuk pemurnian.
Mereka kemudian akan mengupas kulit kambing menjadi potongan-potongan, mencelupkannya ke dalam darah korban, dengan lembut menampar baik wanita maupun ladang tanaman menggunakan kulit kambing.
Jauh dari rasa takut, wanita Romawi menyambut baik sentuhan kulit karena dipercaya bisa membuat mereka lebih subur di tahun mendatang.
Di kemudian hari, menurut legenda, semua wanita muda di kota itu akan memasukkan nama mereka ke dalam guci besar.
Para bujangan kota masing-masing akan memilih nama dan dipasangkan untuk tahun itu dengan wanita pilihannya.
Makna Hari Valentine