Manusia sangat memerlukan Al-Qur'an sebagai pedoman yang menjelaskan sesuatu yang mereka ragukan dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal keagamaan atau masalah-masalah duniawi.
Al-Qur'an juga menerangkan kepada mereka kejadian manusia dan kejadian yang akan datang ketika datangnya hari kebangkitan.
Manusia memerlukan pegangan tersebut karena tanpa Al Quran mereka tidak dapat memahami prinsip-prinsip kemaslahatan yang sebenarnya untuk membentuk peraturan-peraturan dan undang-undang.
Manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama dan petunjuk rohani yang menentukan ukuran dan nilai sesuatu setelah mengetahui secara ilmiah keadaan dan khasiat sesuatu.
2. Ayat 2:
Ungkapan Lailatul Qadr baru disebut oleh Al-Qur’an dalam ayat pertama surah ini sehingga Allah perlu menjelaskan artinya dan menggugah perhatian Nabi tentangnya.
Kemudian, Allah menyatakan keutamaan Lailatul-Qadr yang tidak dapat diketahui oleh para ulama dan ilmuwan, bagaimanapun tingginya ilmu pengetahuan mereka.
Pengertian dan pengetahuan Nabi-Nya pun tidak sanggup menentukan kebesaran dan keutamaan malam itu.
Hanya Allah yang mengetahui segala hal yang gaib, yang menciptakan alam semesta, yang mewujudkannya dari tidak ada menjadi ada.
3. Ayat 3:
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan tanpa malam qadar di dalamnya.
Ibadah pada malam itu mempunyai nilai yang sangat tinggi di mata Allah, lebih tinggi daripada ibadah selama seribu bulan.
Pada ayat ini, Allah menerangkan keutamaan Lailatul-Qadr sebagai malam yang memancarkan cahaya hidayah sebagai permulaan tasyri' yang diturunkan untuk kebahagiaan manusia.
Malam itu juga sebagai peletakan batu pertama syariat Islam, sebagai agama penghabisan bagi umat manusia, yang sesuai dengan kemaslahatan mereka sepanjang zaman.