Hari-hari sepersepuluh pada bulan Dzulhijjah adalah hari yang mulia untuk meningkatkan amalan, dikutip dari laman Unida.
Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abnu Abbas r.a. yang meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh (10) hari pertama dibulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah! Walaupun jihad di jalan Allah?’ Sabda Rasulullah: ‘Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid).” HR. Bukhari
Sedangkan keutamaan puasa Arafah merujuk pada hadis yang diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah, berisi sabda Rasulullah s.a.w:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang dan puasa Assyura (10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah.
Baca juga: Puasa Dzulhijjah 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa? Ini Perhitungannya Menurut Muhammadiyah
Kedua puasa ini sangat dianjurkan.
Disebutkan dalam hadis Qudsi: “Puasa hanyalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sesungguhnya dia telah meninggalkan syahwat dan minumnya semata-mata karena Aku.”
Hadis ini menguatkan perintah ibadah sunah puasa Tarwiyah dan Arafah dibandingkan ibadah sunah lainnya.
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR Bukhari Muslim).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Puasa Arafah