Iswahyudi lalu menyebutkan hal-hal yang akan membatalkan puasa.
"Puasa itu syaratnya tidak melakukan hal yang membatalkan puasa (seperti) makan, minum, jimak."
"Kalau yang membatalkan pahala puasa kan menggibah, memandang dengan cara syahwat, berbohong," jelas dia.
Baca juga: Apa Saja Puasa Sebelum Idul Adha? Ada Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, hingga Arafah
Sabagai informasi, Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Lalu, puasa Dzulhijjah adalah puasa sunah yang dilakukan pada saat bulan Dzulhijjah.
Dikutip dari laman ntb.kemenag.go.id, dalil yang menunjukkan keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah yakni:
“Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 2).
Makna ayat ini, ada empat tafsiran dari para ulama yaitu:
"Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Muharram."
Baca juga: Keutamaan Puasa Arafah, Lengkap dengan Jadwal Puasa Dzulhijjah, Arafah dan Tarwiyah
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijjah, itulah yang lebih tepat.
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.
Kesempatan beribadah tidak hanya diberikan kepada jemaah haji saja, siapapun dapat memiliki kesempatan untuk beramal meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Idul Adha 2022