Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu dampak negatif internet dan media sosial adalah munculnya gaya hidup konsumtif yang antara lain dipicu berbagai penawaran menarik dari platform e-commerce dan online shop.
Online shop yang makin menjamur serta layanan ojek daring, serta kemudahan metode pembayaran dengan munculnya dompet digital dan bank digital menjadi faktor pemicu gaya hidup konsumtif.
Lantas bagaimana menekan agar tidak kebablasan berbelanja yang sebenarnya tidak perlu dan tidak penting-penting amat?
Ni Kadek Sintya, relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali mengatakan, perilaku konsumtif sebisa mungkin haru dihindari karena akan menimbulkan kecemburuan sosial, kesulitan dalam mengatur keuangan hingga berpotensi terjerat utang.
"Kita bisa menekan potensi dampak negatif tersebut jika mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam ranah digital," katanya saat webinar Yuk Cintai Produk dalam Negeri yang diselenggarakan Kemeninfo dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi belum lama ini.
Baca juga: Sering Disebut Konsumtif, Level Konsumsi Gen Z pada Aplikasi Online Nyatanya Rendah
Selain Ni Kadek hadir sebagau narasumber pendiri dan COO Bicara Project Joddy Caprinata, Ketua Wilayah Kaltimbar 7.0 Komunitas TDA Surya Fajar.
Ditambahkan Kadek, upaya meninggalkan perilaku konsumtif salah satunya adalah dengan manajemen diri, meliputi self monitoring, self reward, self contracting, dan stimulus control.
Baca juga: Kenali Perbedaan Utang Konsumtif dan Produktif Sebelum Berhutang
"Kemudian gerakan menabung dan investasi, bangun jaringan kewirausahaan dan ciptakan lapangan pekerjaan, utamakan kebutuhan, serta bangun personal branding,” katanya.
Joddy Caprinata untuk mencintai produk dalam negeri, setidak ada rumus cara yang bisa dicoba.
"Mengutamakan membeli produk lokal, posting produk lokal di media sosial, memberikan kritik dan saran secara langsung, serta promosikan ke saudara atau teman," katanya.
Sebagai cara mendukung produk lokal, gunakanlah etika yang baik.
Baca juga: Anak Muda Indonesia Konsumtif, Tapi Sadar Pentingnya Menabung
"Jangan sampai saat kita menggunakan media digital malah mematikan produk-produk lokal yang ada di Indonesia,” katanya.
Saat berbelanja secara daring, Fajar mengajak masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri karena dapat mendorong perekonomian negara, mendukung UMKM lokal, membuat produk dalam negeri dikenal pasar internasional, dan turut membuka lapangan kerja.
"Cara mendukung UMKM lokal yaitu dengan mencari tahu bisnis lokal yang ada di sekitarmu, beli produk lokal dari beberapa lokapasar, berikan ulasan baik, sebelum refund tanyakan apakah ada solusi lain," katanya.