News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketahui Ciri-ciri Moody pada Anak dan Bagaimana Penanganannya 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi anak balita. Orangtua perlu menyadari anak-anak selama di fase moody. Ada beberapa gejala yang bisa ditangkap oleh orangtua saat anak mengalami moody. Di antaranya ada perubahan emosi pada anak yang sebelumnya tidak pernah ada. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Remaja terkadang menghadapi kondisi perubahan mood yang fluktuatif atau tidak beraturan.

Tiba-tiba yang tadinya tenang menjadi marah atau sedih tanpa diketahui penyebabnya. S

ituasi ini sering disebut sebagai moody-an.

Menurut psikolog Klinis dan CEO Dear Astrid, Dra Astrid Regina Sapiie, orangtua perlu menyadari anak-anak selama di fase moody. 

Ada beberapa gejala yang bisa ditangkap oleh orangtua saat anak mengalami moody. 

Di antaranya ada perubahan emosi pada anak yang sebelumnya tidak pernah ada. 

Gejala ini bisa diketahui cepat oleh orangtua yang cukup dekat dengan anak.

Misalnya, anak biasanya periang, sederhana dan suka berbicara. 

Tiba-tiba menjadi mudah marah atau tersinggung.

Lalu suka marah dan lari ke kamar sembari menangis.

Pintu kamar juga lebih sering ditutup dan tidak bersemangat seperti dahulu. 

"Kemudian ketika orangtua mengatakan sesuatu selalu dilawan, jadi ada perubahan emosi yang nyata. Kalau cuma berkaitan dengan menstruasi maka akan berlangsung dalam beberapa bulan saja,"ungkapnya pada siaran Radio Sonora FM, Sabtu (15/10/2022). 

Baca juga: Denada Ungkap Aisha yang Mendadak Moody seusai Kemoterapi, Tak Mau Ditinggal dan Tak Berselera Makan

Biasanya anak bisa kembali lagi seperti semula. Sementara di satu sisi ada situasi dengan gangguan emosional bersifat berat. Normalnya, reaksi normal dari sebuah emosi berbentuk kurva. 

Merespons sesuatu dari bawah, menanjak kemudian meledak. Setelah ledakan emosi tersebut biasanya turun kembali.

Emosi biasanya meledak karena suatu hal. Kemudian selesai dan kembali ke posisi awal.

"Kalau melihat anak menjadi tidak normal, dalam artian emosi itu sendiri tidak paham. Dia sendiri seperti marah-marah tidak jelas, nangis tidak jelas, diajak ngomong susah, itu berlangsung berhari-hari sehingga menjadi anomali," papar dr Astrid. 

Baca juga: Dinkes DKI Jakarta Umumkan 42 Anak di Jakarta Idap Ginjal Akut Misterius

Maka tanda-tanda di atas butuh perhatian lanjut dari orangtua.

Apakah butuh obat hormonal, atau bisa dikonsultasikan pada psikolog.

Nantinya akan ada terapi yang di yang harus diikuti untuk mengurai emosinya. 

"Kalau kondisinya berhari-hari, diajak ngomong tidak paham. Orangtua bisa menyalakan alarm. Ini ada yang tidak beres, dan bukan emosi seperti biasa. Mungkin anak tidak bisa mengendalikan," tutupnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini