Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena flexing saat ini dilakukan banyak orang untuk memamerkan 'barang berharga' yang mereka miliki demi menunjukkan status sosial.
Dikutip dari laman www.strategylab.ca, Sabtu (12/11/2022), flexing merupakan tindakan secara sengaja memamerkan harta kekayaan yang mereka miliki, mulai dari rumah mewah, villa, jet pribadi, sport car, motor gede (moge) hingga jumlah saldo rekening pribadi.
Nah, nilai harta kekayaan yang terbilang sangat fantastis inilah yang kemudian menimbulkan predikat 'Crazy Rich' pada diri kelompok yang gemar melakukan flexing ini.
Menariknya, fenomena flexing ini ternyata mendapat tanggapan yang cukup hangat dari masyarakat Indonesia.
Baca juga: Industri Properti China Hancur, Harta Crazy Rich Wu Yajun Susut
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa 'harta' akan menjadi isu yang selalu menarik untuk dibicarakan.
Sehingga istilah Crazy Rich yang awalnya bahkan tidak diketahui, kini muncul ke publik dan banyak digunakan, hanya sekadar untuk mengikuti tren atau mendapatkan pengakuan dari masyarakat.
Mirisnya, disadari atau tidak, dibalik euforia fenomena Crazy Rich ini, tersimpan dampak negatif yang cukup meresahkan.
Lantaran tidak sedikit yang kemudian terhipnotis ingin menjadi kaya secara cepat, tanpa peduli bagaimana prosesnya.
Flexing juga dinilai sebagai tindakan minim empati, terlebih di era pandemi virus corona (Covid-19) yang telah menghantam perekonomian masyarakat.
Fenomena ini terlihat sebagai suatu ironi, karena banyak orang yang melakukan tindakan jauh dari norma dan etika, justru dijadikan teladan.
Namun kini, semakin banyak pihak yang mulai sadar dan merasakan kekhawatiran yang sama.
Mereka pun mulai menyuarakannya melalui berbagai cara dan media, termasuk para youtuber melalui kanal Youtube mereka.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan 'menjadi kaya raya', karena pengertian kaya tidak selalu tentang membeli, namun juga memberi.