Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Layanan estetika medis yang kian beragam kini makin diminati, khususnya oleh kalangan anak muda, bahkan konsumsi estetika medis kian menjadi salah satu bentuk pengeluaran sehari-hari.
Kebutuhan dan minat yang tinggi inilah yang membuat dunia estetika medis membutuhkan platform online untuk bisa tetap inovatif dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Dikutip dari laman www.spachina.com, Selasa (22/11/2022), pada 2019, perusahaan internet besar satu per satu mulai meluncurkan bisnis kecantikan.
Kemudian pada momen hari belanja online 11.11 tahun lalu, omset produk dan layanan estetika medis meningkat 572 persen dari tahun ke tahun.
Perusahaan besar pun langsung menyerbu pasar dengan mendirikan bisnis ini 'satu demi satu', meskipun dunia kini sedang dilanda pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung selama lebih dari 2 tahun.
Baca juga: G20 Bahas Ekonomi Berbasis Digital, APJII Fokus Tingkatkan Kapasitas Indonesia Internet Exchange
Namun fenomena ini turut memperkuat semangat banyak orang dalam memperoleh 'kecantikan dan ketampanan wajah'.
Hal ini turut dirasakan platform estetika medis 'MyVenus' yang kini memiliki klinik partner lebih dari 400 dalam kurun waktu 6 bulan.
Pada 15 November lalu, Monthly Active Users (MAU) platform ini telah melampaui 10.000 pengguna dan membentuk J-curve.
CEO MyVenus Yujin Hwang mengatakan bahwa dengan jumlah MAU yang memadai, jumlah permintaan konsultasi untuk prosedur melalui aplikasi pun terus meningkat pesat.
"Selain itu, kami juga telah meningkatkan penjualan yang berpusat pada jasa pariwisata medis khususnya plastic surgery (operasi plastik). Selanjutnya, kami berencana untuk memperluas profitabilitas dengan memperkenalkan model bisnis 'periklanan' di masa mendatang,' kata Hwang, dalam keterangannya, Selasa (22/11/2022).
Selain itu, jumlah permintaan konsultasi perawatan dermatologisnya pun meningkat pesat pada kuartal keempat tahun ini.
Platform ini melakukan digitalisasi pasar kecantikan dan medis Indonesia yang awalnya berorientasi offline.
Ini dilakukan untuk mengurangi persaingan yang berlebihan serta membangun lingkungan baru, di mana keuntungan tersebut dapat dikembalikan kepada pengguna.