"Sedangkan karena skin tone nya juga beda, pemilihan warna juga harus hati-hati. Untuk orang Australia, pigment lebih cepat masuk, jadi warna tidak bisa terlalu gelap," tutur Tania.
Lalu bagaimana dengan regulasi SPMU di Australia?
Jika dibandingkan dengan Indonesia dari sisi regulasi untuk para tenaga ahli maupun profesional SPMU, baik yang memiliki home-based business maupun commercial business di Australia, jauh lebih jelas dan ketat.
"Semua tenaga ahli atau profesional SPMU harus punya sertifikasi dari badan yang diakui di Australia. Lalu untuk mendaftarkan bisniskita, akan ada pihak yang datang melakukan inspeksi, apakah persyaratan sebagai bisnis SPMU sudah dipenuhi," kata Tania.
Ia menekankan bahwa untuk home-based business, working space harus terpisah dari living space.
"Ada floor plan nya, semua area harus gampang dibersihkan, harus ada wastafel yang otomatis agar tidak mengganggu pengerjaan, harus punya tempat sampah limbah, dan lain sebagainya," tegas Tania.
Ia pun mengaku masih terus mempelajari bisnis ini, karena peluangnya sangat besar di negara itu.
"Karena ini termasuk kategori tata rias semipermanen, jadi gampang mengikuti perkembangan tren kecantikan yang ada," tutur Tania.
Tania menambahkan bahwa jika di Indonesia, kliennya menyukai tren bentuk alis artis terkenal, maka di Australia justru menyukai natural look.
Hal itu agar bisa meningkatkan kecantikan natural orang Australia.
"Makanya saya yakin bisnis SPMU ini masih menjanjikan sekali," kata Tania.
Memilih bergabung dengan perkumpulan SPMU seperti Pertaspi
Melihat prospek menjanjikan dari bisnis ini, Tania pun menilai penting untuk mengikuti sebuah perkumpulan SPMU.
"Karena di situ kita bisa mempelajari teknik terbaru, kenal dengan tenaga ahli atu profesional dari berbagai negara, update dengan regulasi dari berbagai negara, sehingga kita bisa membuka peluang bisnis SPMU di negara lain," papar Tania.