News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Isra Miraj: Perjalanan Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha dan Perintah Salat 5 Waktu

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi salat. Berikut ini makna Isra Miraj dan perintah mendirikan salat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saat berada di Sidratul Muntaha.

TRIBUNNEWS.COM - Isra Miraj tahun ini bertepatan dengan 27 Rajab 1444 H atau 18 Februari 2023.

Isra Miraj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam.

Peristiwa ini merupakan satu dari sekian peristiwa penting bagi umat Islam.

Saat melaksanakan Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Isra Miraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Miraj terjadi antara tahun 620-621 M, dikutip dari laman Kemenag.

Baca juga: 35 Link Twibbon Isra Miraj 1444 H, Dilengkapi Cara Membuatnya, Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Sementara menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Miraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

Versi yang kedualah yang populer.

Meski demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Miraj.

Dalam Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan menuju kesempurnaan Rohani.

Menurut Sufi, Isra Miraj adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.

Sementara itu, menurut Dr. Jalaluddin Rakhmat, Isra Miraj adalah peristiwa ketika Nabi Muhammad "berjumpa" dengan Allah SWT.

Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”

(Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja)

Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.

Ilustrasi salat. Salat merupakan ibadah wajib yang diperintahkan langsung oleh Allah saat peristiwa Isra Miraj. (The Pluralism Project)

Baca juga: 5 Amalan yang Dapat Dilakukan saat Peringatan Isra Miraj

Dua Peristiwa dalam Isra Miraj

Isra Miraj terbagi menjadi dua peristiwa yang berbeda.

Dalam peristiwa Isra, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa.

Kemudian, dalam Mi'raj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit hingga ke Sidratul Muntaha, yang menjadi tempat tertinggi.

Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu, dikutip dari Kemenag.

Nabi Muhammad SAW tidak langsung ke langit karena dua hal.

Pertama, Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS.

Selain itu, Nabi Muhammad berdakwah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berdakwah di sekitar Palestina.

Kalau dibiarkan langsung ke langit, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim dan merupakan sempalan.

Kedua, Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi SAW.

Ilustrasi salat berjamaah. (freepik)

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Isra Miraj 2023

Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung".

Berbeda dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak mesti secara langsung.

Saat peristiwa Mi'raj, Allah memperlihatkan sebagian tanda kebesaran pada Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW dipertemukan dengan Nabi pendahulunya, yang juga mengalami masa sulit saat berdakwah.

Hal ini menambah motivasi dan semangat Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dakwah.

Peristiwa Isra Miraj adalah peristiwa penting bagi umat Islam, karena tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan hingga ke Sidratul Muntaha.

Ilustrasi sholat (Freepik)

Baca juga: Tata Cara Salat Jamak dan Qashar: Niat, Syarat, Hukum, dan Perbedaannya

Nilai-nilai Kepemimpinan yang Diambil dari Peristiwa Isra Miraj:

1. Menjaga moral yang bersih sebelum menjadi pemimpin

2. Belajar dari kepemimpinan di masa lalu dan mengembangkan nilai yang baik

3. Tidak mudah goyah dengan godaan dan tetap mempertahankan keadilan

4. Menjadi pemimpin yang membumi kepada hati dan kebutuhan rakyat yang dipimpinnya

5. Selalu mempertimbangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan antara manusia dengan manusia.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Isra Miraj

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini