Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap orang tentu ingin memiliki hunian yang didesain indah, nyaman dan aman dari berbagai gangguan, termasuk kebocoran.
Dalam bidang konstruksi, ada banyak proses atau tahapan yang dikerjakan untuk dapat membangun suatu bangunan, satu di antaranya adalah waterproofing.
Ada banyak proses atau tahapan yang dikerjakan untuk dapat membangun suatu bangunan, satu di antaranya adalah waterproofing. Seperti apakah itu?
Lalu apa itu waterproofing?
Dikutip dari laman designingbuildings.co.uk, Minggu (20/8/2023), waterproofing merupakan proses yang memastikan struktur atau benda mampu menahan 100 persen air yang bersentuhan dengannya.
Baca juga: Generasi Milenial Kini Tak Usah Khawatir Desain Rumah Secara Minimalis, Simak Tata Caranya
Dalam proses konstruksi, waterproofing dapat meningkatkan umur material umum seperti beton, besi hingga cat.
Meskipun tidak umum untuk menyebut bangunan 'kedap air', istilah 'kedap air' atau 'tahan cuaca' justru lebih umum digunakan untuk menunjukkan sifat dari waterproofing ini.
Namun istilah kedap air dapat diterapkan pada elemen tertentu dari bahan bangunan yang dirancang untuk menahan air.
Terkait hal ini, bangunan yang telah ada dapat dilakukan perbaikan untuk membuat ruang bawah tanahnya menjadi kedap air, ini tentunya dapat mencegah penetrasi lembab atau peningkatan kelembaban.
Waterproofing semen adalah metode waterproofing yang biasa digunakan di area basah seperti toilet dan kamar mandi.
Ini adalah jenis waterproofing semi fleksibel atau kaku, dan material ini tidak boleh terkena cuaca atau sinar matahari.
Sementara itu ada pula waterproofing membran cair yang merupakan lapisan tipis primer dan dua lapisan atas, ini lebih fleksibel daripada waterproofing semen.
Cairannya mengering menjadi lapisan karet pada permukaan dan dapat memberikan elongasi yang tinggi, namun daya tahan lapisannya tergantung pada jenis polimer yang digunakan.