Laporan Wartawan Tribunnews.com/ Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Cerita pemuda bernama Teddy Darmansyah mungkin bisa jadi inspirasi bagi banyak usahawan.
Pemuda asal Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu menunjukkan semangat berusaha luar biasa hingga mampu mengubah sampah plastik menjadi produk turunan dan meraup banyak cuan.
Kini, Teddy Darmansyah yang akrab dipanggil Koko Haji itu adalah CEO PT. Family Sejati Textile/ Abadi.
Perusahaannya merupakan produsen kelambu tidur, waring hitam anti geser, paranet, jaring, polynet yang berlokasi di Jalan Raya Laswi, No. 236 Majalaya.
Baca juga: Cegah Kerusakan Ekosistem Perairan, TKN PSL Kampanye Stop Buang Sampah Plastik ke Laut
Semua produk yang dihasilkan Teddy Darmasyah diolah dari hasil sampah plastik, dan sudah dijual ke berbagai daerah di Indonesia.
Teddy Darmansyah menjelaskan, dirinya terjun dalam dunia bisnis sejak 2009 yang sebelumnya dirintis oleh ayahnya sejak 1999.
"Dia rela menjual mobil kesayangannya untuk membeli satu mesin rajut. Bermula dari satu mesin, alhamdulillah bisnisnya berkembang hingga menghasilkan 80 mesin rajut," jelas Teddy Darmansyah saat ditemui di el Hotel Bandung, Kamis (21/3/2024) siang.
Seiring berjalannya waktu, dirinya mengembangkan bisnis warisan ayahnya tersebut dengan membuat kelambu tidur modern berbagai motif dan corak kombinasi warna kekinian.
Produk yang dihasilkan terus berkembang dengan membuat waring jaring hitam kasa polynet dan paranet untuk dipakai di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, hingga pembangunan.
"Kelambu itu dahulu terkesan kuno, modelnya monoton. Saya kemudian berinovasi dengan tagline kelambu tidur modern dengan berbagai motif, sehingga permintaannya terus naik," lanjut lelaki kelahiran Majalaya, 6 Mei 1988 itu.
Setelah berjuang memasarkan produk kelambu ke seluruh Indonesia, Teddy lalu mendapatkan ide untuk membuat jaring waring hitam.
"Saat keliling kota atau kabupaten di seluruh Indonesia, saya penasaran dengan jaring hitam yang selalu ada di toko-toko retail, sehingga saya mencoba membuat dan menjualnya. Dari usaha sampingan, alhamdulillah sekarang menjadi bisnis utama kita," katanya.
Teddy Darmansyah juga memanfaatkan sampah plastik dari para pemulung sebagai bahan baku produksinya, sehingga bisa menciptakan ekonomi hijau yang ramah lingkungan. Ia mengaku sulit mencari bahan plastik orisinal
“Makanya saya berinovasi mendaur ulang dari bahan yang orang-orang sebut sampah. Alhamdulillah dari yang tadinya menggunakan 100 persen bahan plastik orisinal, sekarang sudah 80 persen dari olahan limbah sampah plastik,” sebut Teddy yang memberdayakaan sekitar 400 pemulung limbah sampah plastik di seluruh Indonesia.
Dahulu Teddy bergerak di bidang tekstil dan sempat mendapatkan teguran karena mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan.
“Ini sebagai bentuk 'penebus dosa' dengan membangun ekonomi sirkular," katanya.