Laporan Wartawan Tribunnews, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aceh kembali mengukuhkan eksistensinya dalam kancah fashion muslim Tanah Air melalui Aceh Muslim Fashion Festival (AMFF) yang digelar perdana di Sarinah, Jakarta dari tanggal 24 hingga 26 Mei 2024.
Acara ini diselenggarakan Pemerintah Nangroe Aceh Darussalam untuk mempromosikan karya seni dan UMKM kreatif Aceh, khususnya industri fashion.
AMFF menjadi sorotan utama bagi para pecinta mode muslim dan juga panggung bagi para desainer Aceh untuk memamerkan karya-karya terbarunya.
Ada sejumlah desainer ternama Aceh yang ikut andil dalam acara ini, yaitu, Wingnyo, Noona, Punisouv Brand Aceh Jaya, Griya Fashion, Putripala Craft, Senaleen, Raeny, dan Rizky Modiste.
Mereka menghadirkan koleksi-koleksi yang memadukan motif-motif khas Aceh dengan desain yang trendi.
Karya desainer Aceh ini disambut baik dan antusias oleh masyarakat.
Dalam sambutannya, Pejabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Aceh, Mellani Subarni, mengatakan dalam beberapa tahun ini industri fashion Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Menurutnya, banyak desainer lokal yang telah mendapatkan pengakuan di dunia internasional, dan menampilkan karya mereka baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Aceh kaya akan wastra daerah yang menjadi modal para desainer lokal untuk mengembangan produk fashionnya, dan sudah selayaknya dilestarikan, dan mendapatkan kebanggan dari rakyat Indonesia umumnya, dan masyarakat aceh khususnya," kata Mellani, yang juga Istiri PJ Gubernur Aceh, dalam keterangan yang diterima, Minggu (26/5/2024).
Mellani berpendapat, Aceh memiliki potensi besar sebagai pusat kreasi fashion unik dan inovatif, berkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimilikinya.
Baca juga: Kenapa Prancis Ingin Batasi Fesyen Cepat?
Warisan wastra daerah menjadi modal berharga bagi para desainer Aceh untuk berkembang dan menghasilkan karya-karya terbaik.
"Saya mengajak seluruh hadirin dan masyarakat Indonesia untuk mendukung terus berkembangnya para desainer Aceh dan gerakan cinta produk Indonesia, khususnya produk Aceh," tuturnya.
Perwakilan Dharma Wanita Persatuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Linda menyampaikan kesan luar biasa terhadap acara ini.