News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pegiat Budaya Dukung Penetapan Kebaya Sebagai Warisan Takbenda oleh UNSECO 

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyanyi Andien, Rieka Roeslan, Iga Mawarni dan Nina Tamam membawakan lagu saat acara 'Kebaya Wicara' dalam rangkaian kegiatan Kebaya Fest 2024 di Pos Bloc, Jakarta, Minggu (28/7/2024). Memperingati Hari Kebaya Nasional pertama, Komunitas Kebaya Menari didukung Bakti Budaya Djarum Foundation, menggelar Kebaya Fest 2024 yang mempunyai misi untuk mengajak generasi muda turut berkebaya dengan cara yang menyenangkan dengan salah satu kegiatan dalam Kebaya Fest 2024 adalah 'Kebaya Wicara' yang menghadirkan Didiet Maulana, seorang perancang busana yang sangat paham dengan pakem kebaya dalam karya-karyanya serta beberapa penyanyi wanita terkemuka Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar baik datang dari Organisasi Pendidikan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNESCO.

UNESCO menetapkan kebaya sebagai warisan budaya dunia takbenda (WBTB). Kebaya ditetapkan sebagai warisan budaya dunia takbenda pada Rabu 4 Desember.

Baca juga: Menteri Kebudayaan Apresiasi Peluncuran Buku yang Dokumentasikan Kebaya

Penetapan tersebut mandapat dukungan luas di Tanah Air, termasuk dari kalangan pegiat budaya.

Miranti Serad Ginanjar yang juga penulis "Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan" mengatakan, kebaya sangat layak diakui sebagai WBTB. 

Menurutnya, kebaya adalah sebuah kebanggaan akan identitas nasional. Dengan ditetapkannya kebaya sebagai WBTB, ucap dia, saat ini kita sedang melestarikan  tradisi berkebaya.

Baca juga: Fadli Zon Ajukan Reog Ponorogo Hingga Kebaya Jadi Situs Warisan Dunia ke UNESCO

Bagi Miranti, kebaya juga merupakan symbol keragaman dan toleransi. Hal itu tak lepas karena kebaya dikenakan semua kalangan dan acara. Saat ini, bahkan banyak perempuan yang berkebaya sebagai busana keseharian mereka.

"Kebaya adalah sebuah tradisi yang harus terus dilestarikan kepada generasi berikutnya. Kami senang sekali dengan penetapan kebaya sebagai warisan budaya tak benda. Dampaknya akan sangat positif bagi pelestarian kebaya," jelas Miranti.

Miranti menerangkan, salah satu kunci kelestarian kebaya di masa yang akan dating adalah karena kebaya tidak ekslusif, hidup dan menghidupi.

Menurut dia, kebaya sudah jadi milik perempuan semua kalangan. Selain itu, kebaya juga bisa menghidupi karena menurut Miranti, keberadaan kebaya menggerakan banyak sector termasuk ekonomi.

"Kebaya saat ini dijual di pasar tradisional hinggga pasar modern. Kebaya juga terus bertransformasi sesuai dengan pergerakan zaman," tambahnya.

Pegiat kebaya Miranti Serad Ginanjar merespon kabar UNESCO menetapkan kebaya sebagai warisan budaya dunia takbenda (WBTB). Kebaya ditetapkan sebagai warisan budaya dunia takbenda pada Rabu 4 Desember. (istimewa)

Miranti juga menilai dukungan dari pemerintah terhadap pemakaian kebaya sudah cukup baik.

Menurutnya, pemerintah sudah menerbitan ketentuan yang mengatur tentang penggunaan busana tradisional.

Dia mengatakan, kebaya saat ini berada di urutan paling atas busana tradisional perempuan Indonesia.

"Tradisi berkebaya juga ada negara-negara serumpun. Jadi penetapan kebaya sebagai WBTB akan jadi penyemangat kita semua untuk terus melestarikan kebaya agar makin membudaya," ucap Miranti.

Indonesia mengajukan kebaya sebagai warisan budaya takbedan ke UNESCO melalui joint nomination dengan empat engara lainnya.

Empat negara pengusul selain Indonesia adalah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand.

Dengan ditetapkannya kebaya sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO, kebaya resmi jadi warisan budaya tak benda ke-15 Indonesia yang diakui UNESCO.(Tribunnews.com/Choirul Arifin)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini