TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Poltracking Indonesia masih menempatkan Ganjar Pranowo sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi dengan 32,5 persen lalu dibayang-bayangi oleh Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Untuk elektabilitas cawapres, tanpa diduga Erick Thohir menempati peringkat pertama dengan 16,2 persen padahal tahun lalu elektabilitas Menteri BUMN ini hanya 7,6 persen lalu.
Erick dipepet Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 15,1 persen, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 12 persen, serta Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno 9,4 persen.
Pengamat Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Leo Agustino Phd mengatakan, melihat survei yang berlangsung, untuk capres telah terjadi kristalisasi pada tiga sosok tokoh politik sehingga jika tak ada badai politik yang menghantam kemungkinan ketiganya akan maju sebagai capres di pilpres 2024.
Sementara untuk posisi cawapres masih sangat dinamis mengingat berdasarkan survei masih naik dan turun.
"Cawapres sangat dinamis terlihat dari survei seperti Erick Thohir dan Ridwan Kamil cenderung naik, Sandiaga Salahuddin Uno justru mengalami keterpurukan hingga 9,4 persen padahal pertengahan tahun ini ia sempat menduduki puncak klasemen cawapres dengan 15,5 persen sedangkan AHY elektabilitas relatif tak banyak pergerakan.
Leo mengatakan, survei Poltracking ini sudah sesuai dengan dinamika yang terjadi di lapangan.
"Mungkin nantinya cawapres akan mengkristal ke 3 nama yaitu Erick, Ridwan Kamil dan AHY namun hingga menjelang pemilihan dinamika ini masih akan terus bergerak,"ucap Leo.
Baca juga: Survei Charta Politika: Ridwan Kamil Kandidat Cawapres Teratas, Disusul Sandiaga Uno Lalu AHY
Dalam simulasi capres dan cawapres yang dibuat Poltracking, menempatkan pasangan Ganjar Erick merupakan yang tertinggi.
Leo melihat ada beberapa faktor yang membuat simulasi pasangan Ganjar Erick ini sangat tinggi.
Pertama adalah faktor kombinasi pasangan Ganjar Erick merupakan gabungan antara politisi senior dengan tokoh muda yang memiliki visi untuk membawa indonesia lebih maju dan sejahtera.
"Karena pemilu 2024 akan didominasi kaum milenial dan generasi z, maka wajar jika mereka memilih gabungan antara politisi yang sudah piawai dengan tokoh muda.
"Responden menilai tantangan Indonesia kedepan ini hanya bisa diselesaikan oleh gabungan politisi senior dan tokoh muda. Saya tak mengatakan Prabowo tak bisa menjawab tantangan itu namun ini semata-mata pilihan puiblik," kata Leo.
Baca juga: Melihat Pergerakan Elektabilitas Ganjar, Anies, dan Prabowo Versi Charta Politika & Litbang Kompas
Faktor lainnya yang membuat simulasi pasangan Gubernur dan Menteri ini unggul karena berasal dari kluster yang berbeda seperti gabungan tokoh Jawa dan luar Jawa dan politisi dan dan teknokrat.
"Kombinasi dua latar belakang ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan Indonesia di masa mendatang," katanya.