Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Ray Rangkuti memprediksi Anies Baswedan akan sepakat untuk menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya sekeras-kerasnya Partai Keadilan Sosial (PKS) mendorong Ahmad Heryawan (Aher) sebagai calon wakil presiden (Cawapres) dari pihak mereka, pada akhirnya PKS akan mengikuti arah Anies bermanuver.
"Jadi Anies yang menentukan. Kalau mengatakan AHY, maka akan jalan dengan AHY. Jadi PKS akan mengikuti Anies, bukan Anies yang mengikuti PKS," kata Ray saat ditemui di kantor Para Syndicate di kawasan Kebayoran Baru, Rabu (4/1/2023).
Ray mengatakan, jika Anies atau Partai Nasdem menolak AHY sebagai cawapres, posisi mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan rumit.
Sebab, jika AHY ditolak sebagai cawapres, tentunya Partai Demokrat tidak akan mau bergabung dalam koalisi Nasdem dan PKS.
Demokrat kemungkinan akan lebih memilih berkoalisi dengan pihak yang potensi menangnya lebih besar.
Baca juga: Fahri Hamzah Beberkan Tipikal Pemilih Prabowo, Anies, dan Ganjar: Singgung Rasional dan Emosional
Contohnya seperti bergabung dengan KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu, bersama Golkar, PPP dan PAN.
"Kan mereka harus mencari keuntungan yang lain, potensi menang. Kalau gabung dengan KIB potensi menangnya tinggi sekali," ujarnya.
Ray mengatakan ini soal waktu, karena ada kemungkinan besar pada bulan Maret akan terjadi reshuffle di kabinet Indonesia Maju.
Di momen itu, menurutnya akan terjadi saling ada cepat antara pemerintah dan Partai Nasdem.
Jika sampai Maret tidak ada kejelasan, demokrat bisa saja akan menerima tawaran untuk duduk di kursi kabinet untuk gabung di pemerintahan dan kemungkinan bergabung di KIB.
"Itu kan hasilnya sama, tidak jadi wakil presiden tapi setidaknya 2 tahun berkuasa, dan masuk dalam koalisi yang potensi menangnya tinggi, kan lebih untung," ujarnya.