TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Negara pada Kamis (26/1/2023) menimbulkan banyak spekulasi.
Pertemuan kedua tokoh tersebut menjadi sorotan di tengah isu retaknya hubungan Jokowi-Nasdem sejak Ketua Umum Nasdem Surya Paloh mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024 pada awal Oktober 2022.
Banyak pengamat politik memprediksi pertemuan Jokowi dan Surya Paloh membahas soal dukungan partai NasDem terhadap Anies Baswedan.
Selain itu, ada juga yang memprediksi pertemuan Jokowi dan Surya Paloh membahas soal reshuffle kabinet.
Presiden Jokowi mengatakan pertemuan dirinya dengan Surya Paloh merupakan agenda biasa.
"(Pertemuannya) biasa-biasa saja," kata Jokowi saat ditemui usai Kick Off KTT ASEAN, di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2023).
Baca juga: Pengamat Nilai Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi Bisa Jadi Momentum Rekonsiliasi Politik
Saat ditanyakan lebih jauh soal ada atau tidaknya soal pembahasan terkait politik, Jokowi meresponsnya secara santai.
Orang nomor satu di Republik Indonesia itu seakan merahasiakan pembahasan yang dilakukannya dengan Surya Paloh.
"Mau tahu aja," kata Jokowi lalu tersenyum.
Baca juga: Pengamat Prediksi Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi Bahas Pencapresan Anies dan Isu Reshuffle
Sementara itu, Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto mengatakan pertemuan Jokowi dan Surya Paloh pada Kamis (26/1/2023) sore, merupakan kangen-kangenan bagaikan kakak dan adik.
"Dua tokoh yang kangen-kangenan sebetulnya. Jadi ekspresi yang nampak, kebetulan saya pertanyakan kepada Pak Surya, bagai kakak adik yang kurang lebih selama tiga bulan tidak berkomunikasi," kata Sugeng di pendopo Anies, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2023).
Sugeng meyakini jika pertemuan Surya Paloh dan Jokowi dalam rangka membangun kebersamaan.
"Saya menduga bahwa ini adalah cara membangun kebersamaan, saya tahu persis karena saya sering mendampingi Pak Surya ketemu Pak Jokowi," ujarnya.
Baca juga: Panggil Surya Paloh ke Istana, Jokowi Dinilai Ingin Minta Penegasan Sikap Nasdem di Pilpres 2024
Selain itu, ia juga meyakini bahwa pertemuan Surya Paloh dan Anies membahas tantangan-tantangan bangsa kedepannya.
"Maka kami-kami itu bahagia betul rasanya, kenapa? Semua pihak saya kira sadar ya bahwa sekali lagi tokoh-tokoh besar ini tidak hanya Pak Surya, tidak hanya Pak Jokowi, tapi tokoh-tokoh yang lain alangkah eloknya gitu, alangkah bagusnya kalau saling membahas persoalan bangsa secara bersama-sama," ucap Sugeng.
NasDem, Demokrat, dan PKS Pastikan Dukung Anies Baswedan
Di tengah banyak spekulasi soal pertemuan Jokowi dan Surya Paloh, NasDem, Demokrat, dan PKS tetap intens menjalin komunikasi terkait dukungan untuk Anies Baswedan dan penjajakan Koalisi Perubahan.
Perwakilan ketiga partai yang tergabung dalam tim kecil melakukan pertemuan di pendopo Anies, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2023).
Setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan Capres 2024 pada Oktober 2022 lalu, Anies langsung tancap gas menjalin komunikasi dengan Demokrat dan PKS.
Terbaru, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan tiga partai politik dalam poros Koalisi Perubahan punya kesamaan untuk mendukung Anies sebagai capres 2024.
Baca juga: Pengamat Nilai Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh Buka Kemungkinan Perubahan Konstelasi Politik 2024
“Bagi Demokrat, Mas Anies adalah tokoh perubahan dan perbaikan," kata AHY dalam keterangannya yang diterima, Kamis (26/1/2023).
AHY menuturkan dalam pembahasan tim kecil rencana Koalisi Perubahan sudah mendekati tahap final.
Menurutnya, dengan rentang waktu komunikasi lebih dari enam bulan, sudah cukup untuk mengambil keputusan yang penting dan fundamental.
"Adapun terkait bacapres, sudah ada kesamaan cara pandang dari ketiga partai untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres 2024," ujarnya.
AHY menyebut pihaknya juga menyerahkan kepada Anies terkait cawapres pendampingnya sebagaimana telah disampaikan Partai NasDem.
Ia mengakui jika Partai Demokrat dan PKS masing-masing memiliki aspirasi kader utamanya sebagai bacawapres.
Baca juga: Surya Paloh-Jokowi Bertemu di Istana, NasDem: Kangen-kangenan Kakak Adik
“Sebagai aspirasi selaku calon anggota koalisi, itu wajar,” ucap AHY.
Terpenting, lanjutnya, diskusi Bacawapres hendaknya tidak menghambat finalisasi koalisi.
“Kami rasional saja. Jangan sampai faktor penentuan Bacawapres ini justru menjadi hal yang menghambat bagi terbentuknya Koalisi Perubahan," ungkapnya.
Karenanya, AHY menambahkan Partai Demokrat akan mengajak PKS agar menyerahkan keputusan bacawapres kepada bacapres yang diusung.
"Dengan demikian, tiga partai memiliki kesetaraan yang sama dalam koalisi,” imbuhnya.
Dukungan AHY untuk Anies pun disusul PKS.
PKS memastikan pihaknya mendukung Anies Baswedan Capres 2024.
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid memastikan jika partainya mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) 2024.
"Secara prinsip demikian (dukung Anies). Deklarasi hanya masalah timing dan momentum saja," kata Kholid saat dikonfirmasi, Sabtu (28/1/2023).
Kholid menuturkan pihaknya masih menunggu keputusan Ketua Majelis Syuro PKS.
"Kami terikat dengan mekanisme internal partai bahwa keputusan ada di Majelis Syuro PKS. Dan DPP harus menunggu arahan terlebih dahulu dari Ketua Majelis Syuro," ujarnya.
Terkait bacawapres pendamping Anies, Kholid berharap mampu mendongkrak peluang kemenangan.
"Terkait bacawapres, PKS mendukung siapapun yang dapat melengkapi dan mendongkrak peluang kemenangan bacapres," ungkapnya.
Ia juga memastikan jika partainya menyetujui kriteria cawapres yang telah disampaikan Anies.
"Dan PKS menyepakati kriteria apa yang sudah disepakati oleh bacapres," ucap Kholid.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman pun memastikan mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di 2024 meski belum mendeklarasikannya.
"Mungkin banyak yang bertanya apa benar PKS ini dukung Pak Anies? Saya katakan kalau PKS ini tidak dukung Pak Anies maka tidak mungkin saya ada terus-terusan di dalam tim kecil ini," kata Sohibul di pendopo Anies, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2023).
Sohibul mengatakan dirinya merupakan utusan resmi PKS di tim kecil Koalisi Perubahan.
"Jadi kalau saya terlibat di tim kecil ini menunjukkan bahwa memang PKS dukung (Anies)," ujarnya.
Namun, ia menuturkan jika pada waktunya PKS akan mendeklarasikan Anies sebagai capres.
"Masalahnya deklarasi kapan itu adalah proses internal kami. Jadi kami tuntaskan itu nanti pada waktunya kami akan mendeklarasikan," ungkapnya.
Kata Pengamat
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin memprediksi, pertemuan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh membahas dua hal.
Pertama Ujang menduga pertemuan Surya Paloh dan Jokowi membasa mengenai Nasdem yang mendukung Anies Baswedan maju calon presiden (capres).
Sebab, Anies Baswedan dianggap sebagai antitesa dari Jokowi. Apalagi, Jokowi selama ini memberi sinyal mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
"Kemungkinan besar bicara pencapresan Anies, karena kita tahu bahwa Nasdem mendukung Anies dan Jokowi itu saya melihatnya kepada Ganjar," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Minggu (29/1/2023).
Kedua, Ujang menduga isu reshuffle atau perombakan kabinet turut dibahas antara Surya Paloh dan Jokowi.
Isu reshuffle ini erat kaitannya dukungan yang diberikan Nasdem untuk Anies Baswedan.
Baca juga: NasDem Yakin Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi di Istana Bahas Pilpres 2024
"Nasdem terancam direshuffle dan pertemuan itu bisa jadi membicarakan persoalan reshuffle," ujar Ujang.
Ujang melanjutkan, reshuffle bisa saja terjadi namun bisa saja urung terjadi.
Hal itu tergantung bagaimana komunikasi yang dibangun oleh Surya Paloh kepada Jokowi.
"Kalau Nasdemnya berkompromi dengan Jokowi pada pertemuan itu maka reshuffle tidak akan terjadi jarena sudah deal. Artinya ada titik temu kembali antara Surya Paloh dengan Jokowi tekait pencapresan," ucap Ujang.
"Kita lihat kalau tidak ada reshuffle berarti ada komprmomi yang deal antara Surya Paloh dengan Jokowi. Jadi kuncinya di situ kalau ada deal maka yang terancam Anies tidak bisa jadi capres," pungkas Ujang. (Tribunnews.com/ rizki/ fersianus/ umam)