Laporan Wartawan Tribunnews, Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PPP tampaknya menyusul PAN dalam menentukan siapa pemimpin yang akan didukung pada pemilihan presiden Pilpres 2024.
Diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP, Arsul Sani, Menteri BUMN Erick Thohir menjadi calon wakil presiden terkuat di dalam internal partai.
Baca juga: Tepis Isu Pemilu, Zainudin Amali: Erick Thohir Jabat Ketua Umum PSSI Sampai 2027
“Erick Thohir iya paling kuat untuk Cawapres,” jelas Arsul seperti dikutip dari Tribun Jabar, Sabtu (11/3/2023).
Legislator PPP dari dapil Jateng ini membeberkan nama Erick Thohir muncul bersama nama-nama lain di internal partai.
Nama ini adalah Airlangga Hartarto dan Sandiaga Uno.
Pun demikian, nama Erick Thohir menjadi pilihan utama dari para kader PPP dalam memilih cawapres. Seperti diketahui, Erick Thohir dan PPP memiliki hubungan yang sangat dakat.
Apalagi keduanya memiliki fokus yang sama dalam membangun Indonesia melalui penguatan ekonomi umat dan syariah.
Baca juga: Baru Dua Pekan Pimpin PSSI, Erick Thohir Dapat Empat Kritik Tajam Terkait Sepakbola Nasional
Erick Thohir adalah Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang bertugas mengembangkan perekonomian syariah dan industri halal dalam negeri agar bisa bersaing dengan negara lain.
Selain itu, Eks Presiden Inter Milan ini juga sudah berkali – kali menjadi tamu kehormatan dalam acara PPP.
Seperti saat Harlah ke-50 PPP, pembekalan kader perempuan PPP dan pembakalan kader di Jawa Tengah (Jateng). Dalam acara – acara tersebut nama Erick Thohir selalu dielu-elukan sebagai capres ataupun cawapres oleh para kader PPP.
Terkait kendaraan duet Ganjar-Erick, PPP potensial terbuka dengan ajakan PDIP untuk berkoalisi plus KIB. Dia mengatakan koalisi partai nanti juga bisa berkurang dan bertambah.
Baca juga: Erick Thohir Dinilai Bisa Kuatkan Mesin Parpol Jika Maju Cawapres
“Ada yang menyuarakan PPP bisa berkoalisi dengan PDIP kami berterima kasih dan terhormat Juga diajak untuk berkoalisi dengan partai terbesar di negara ini. Partai pemenang pemilu. Ini kan proses masih berjalan,” ungkapnya.
Dia mengatakan membahas koalisi itu mempertimbangkan bagaimana pembangunan Indonesia periode 2024 sampai 2029.