TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kader PDI Perjuangan (PDIP) yang secara tersirat mendukung Prabowo Subianto kian bertambah.
Sebelumnya dukungan itu dinyatakan Effendi Simbolon, sekarang giliran Budiman Sudjatmiko.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berpendapat, hal itu semakin menguatkan adanya perpecahan di internal PDIP dalam mengusung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
"Kader Senior PDIP semakin berani menunjukkan sikap berbeda dengan capres yang diputuskan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri," kata Jamiluddin kepada Tribunnews.com Kamis (20/7/2023).
Menurut Jamiluddin, sikap terbuka yang ditunjukkan kader PDIP itu bisa jadi disebabkan dua hal.
Pertama, sebagian kader senior sudah tidak lagi sepenuhnya mematuhi keputusan Megawati Soekarnoputri.
Kelompok ini sudah dapat keluar dari belenggu superior Megawati.
"Karena itu, mereka dapat melihat keputusan Megawati lebih jernih dan kritis. Akibatnya, mereka tidak lagi mengaminkan semua keputusan Megawati, termasuk keputusan Ganjar Pranowo sebagai capres," ucapnya.
Kedua, menurut Jamiluddin, muncul matahari kembar di PDIP.
Dua matahari yang dimaksud yaitu ada pada Megawati dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Akibatnya, kader PDIP ada yang lebih loyal ke Megawati tapi ada juga yang ke Jokowi.
"Bisa jadi, kader PDIP yang tidak mendukung Ganjar lebih loyal ke Jokowi. Mereka lebih menunggu arahan Jokowi daripada mengikuti keputusan Megawati," ujarnya.
Baca juga: Klarifikasi Effendi Simbolon di Hadapan DPP PDIP, Tegaskan Tetap Dukung Bacapres Ganjar
Jamiluddin menambahkan, matahari kembar ini bisa jadi akan melemahkan kepemimpinan Megawati di internal PDIP.
Sebagian kader PDIP tidak lagi tegak lurus atas keputusan Megawati. Akibatnya mesin partai tidak maksimal mengamankan keputusan Megawati.