TRIBUNNEWS.COM - Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai sosok yang disebut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ada menteri aktif dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) membujuk Demokrat berkoalisi dengan PPP dan PKS adalah Menparekraf sekaligus Ketua Bappilu PPP, Sandiaga Uno.
Hal tersebut, kata Adi, dapat dilihat dari adanya upaya Sandiaga mendekati Demokrat lantaran dianggapnya poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) akan bubar.
Pendekatan tersebut disebut Adi dalam rangka upaya pembentukan poros baru antara Demokrat, PPP, dan PKS.
"Saya kira yang disebut oleh SBY adalah Sandiaga Uno, Ketua Bappilu PPP. Karena kan secara eksplisit sudah terang benderang bahwa Sandi itu memang mengajak Partai Demokrat dan PKS karena kemungkinan poros (Koalisi) Perubahan itu bubar sebagai upaya membentuk poros koalisi baru," katanya dalam program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Sabtu (2/9/2023).
Adi menganggap upaya pendekatan Sandiaga ini untuk menyelamatkan marwah Demokrat dan PKS yang ditinggal oleh Partai Nasdem dengan menduetkan Anies Baswedan bersama Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Baca juga: Disinggung SBY, Sandiaga Berencana Temui Parpol Lain dalam Waktu Dekat
Bahkan, Adi menilai poros baru ini sangat dimungkinkan jika ketiga partai bersepakat dan mengusung Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar berduet dengan Sandiaga Uno.
"Artinya itu masih memungkinkan soal bagaimana membangun solusi bahkan suatu wacana cukup serius di mana Sandiaga Uno bisa berpasangan dengan AHY," tuturnya.
Lebih lanjut, Adi juga turut menanggapi terkait pernyataan SBY yang menyebut adanya dalang di balik gagalnya AHY menjadi cawapres Anies.
Ia menilai sosok dalang di balik hal tersebut bukanlah faktor eksternal KPP seperti Sandiaga Uno tetapi justru dari internal koalisi yaitu Surya Paloh dan Anies sendiri.
"Di satu sisi yang nolak AHY itu kan Anies, yang nolak AHY itu kan NasDem bukan ada kaitannya dengan menteri yang dianggap berdansa dan bermanuver, direstui oleh Pak Lurah," katanya.
Dengan telah bubarnya KPP yang beranggotakan Demokrat, Nasdem, dan PKS, Adi menganggap bahwa ini wujud saling jegal di antara ketiga partai tersebut.
"Saya selalu mengatakan poros Perubahan ini bukan dijegal tapi menjegalkan diri satu sama yang lain," ujarnya.
SBY: Ada Menteri Aktif Desak Demokrat Berkoalisi dengan PKS dan PPP, Sepengetahuan Pak Lurah
Sebelumnya, SBY menyebut ada menteri aktif dari kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendesak agar Demokrat berkoalisi dengan PKS dan PPP.
SBY mengungkapkan desakan ini disebut oleh menteri aktif tersebut sudah sepengetahuan 'Pak Lurah'.
"Kita juga tahu seorang menteri masih aktif dari Kabinet Jokowi, secara intensif, melakukan lobi termasuk kepada Partai Demokrat dengan mengajak dan membentuk koalisi yang baru."
"Koalisi (yang diminta) Demokrat, PKS, dan PPP. Yang bersangkutan mengatakan inisiatif (lobi) ini sudah sepengetahuan Pak Lurah," kata SBY dalam konferensi pers di Cikeas, Bogor pada Jumat (1/9/2023).
Baca juga: SBY Bongkar Dugaan Jokowi Terlibat di Balik Anies-Muhaimin, Ucap Musang Berbulu Domba Sindir Siapa?
SBY mengatakan bahwa ada sosok 'master mind' atau dalang yang mengendalikan terkait koalisi partai politik (parpol) dan pasangan capres-cawapres yang bakal maju di Pilpres 2024 mendatang.
Namun, SBY mengungkapkan tidak tahu siapa sosok 'master mind' yang dimaksud tersebut.
"Ada persengkokolan untuk mengeksekusinya, menjalankannya," katanya.
Lebih lanjut, SBY menilai segala bentuk spekulasi dan intrik politik ini akan terbuka pada saatnya di hadapan rakyat.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024