News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Rais Aam PBNU Minta Warga Nahdlatul Ulama Menjaga Jarak dengan Semua Partai Politik

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menegaskan kepada warga NU agar menjaga jarak dengan semua partai politik.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menegaskan kepada warga NU agar menjaga jarak dengan semua partai politik.

"NU menjaga jarak dengan partai politik, semua partai politik menjaga jarak ya. Sepertinya ada yang lupa kalau NU menjaga jarak ibaratnya kura-kura di dalam perahu pura-pura tidak tahu," kata KH Miftachul Akhyar.

Hal itu disampaikan KH Miftachul Akhyar saat Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (18/9/2023).

Menurutnya, kini banyak warga NU yang terlibat dalam kepentingan politik seperti kepengurusan partai politik.

Baca juga: Bawaslu RI Soroti Banyak Hoaks di Pemilu 2019

Meski demikian, NU tidak pernah berpihak kepada satu partai politik manapun.

"Bahkan semua perabot-perabot kekayaan NU dibawa kemana-mana, Nahdlatul Ulama ada di mana-mana tapi untuk menguji nyali Anda, bukan larut di sana, bukan malah melebihi partai," tutur dia.

Karena itu, Munas dan Konbes ini kembali menertibkan aturan bahwa NU harus berjarak dengan partai politik manapun.

"Mohon dimaklumi, PBNU sedikit agak kencang menertibkan. Penertiban terjadi di mana-mana karena kita ingin kembali menertibkan," tuturnya.

KH Miftachul Akhyar pun berkelakar mendekati pesta politik, kegiatan Munas dan Konbes akan lebih sering digelar.

"Mungkin setiap tahun akan ada Munas dan Konbes dan mungkin periode ini akan kita lebih sering-sering ada Munas dan Konbes. Bila perlu satu tahun dua kali," sambung dia.

Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama ini dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo, Senin (18/9/2023).

Gaya khas Jokowi kerap diperlihatkan setiap menghadiri acara yang digelar Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU).

Baca juga: Kata Puan Maharani soal Jokowi Klaim Punya Data Intelijen Arah Parpol di Pemilu 2024

Jokowi mengatakan bahwa kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) sangat besar sekali.

Menurutnya, jumlah anggota NU sangat banyak sehingga perlu diorganisir dengan baik.

"Kekuatan NU ini sangat luar biasa, jumlah anggotanya sangat banyak, sangat besar tersebar di seluruh tanah air Indonesia," kata Jokowi.

"Dan bahkan tersebar di berbagai negara kekuatan besar ini perlu dikonsolidasi perlu diorganisasidengan baik," ungkapnya.

Kualitas NU, kata Jokowi, perlu ditingkatkan, bukan hanya di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan.

Tetapi juga di bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta kewirausahaan.

"Saya setuju dan mendukung apa yang sedang dan akan dilakukan oleh PBNU, digitalisasi bisa masuk sebagai pintu masuknya untuk mengkonsolidasikan kekuatan NU, baik yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri," katanya.

Presiden mengatakan semua menyadari kondisi warga nahdliyin di akar rumput perlu didukung.

Pemerintah menyambut baik inisiatif PBNU membentuk gerakan keluarga maslahat (GKM) Nahdlatul Ulama yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia.

"Terutama untuk para Nahdliyin di level grass root, level akar rumput," pungkasnya.

Jokowi secara khusus mengapresiasi banyaknya warga Nahdiyin yang berkecimpung di level global termasuk mereka yang sedang belajar di luar negeri.

Mereka belajar tanpa kehilangan jati dirinya sebagai muslim khususnya nahdiyin.

Hal ini juga merupakan kekuatan besar NU untuk menyongsong masa depan.

"Banyak sekali juga Nahdiyin muda yang bermain di level global, yang sedang kuliah di luar negeri banyak, yang sedang belajar ilmu pengetahuan baru banyak, belajar teknologi baru banyak, belajar artificial intelligence banyak, belajar precision medicine banyak dan belajar dunia masa depan banyak dan ilmu masa depan," katanya Jokowi.

"Mereka-mereja ini harus dihubungkan dengan ummat di akar rumput, mereka harus menjadi bagian solusi bagi nahdiyin di akar rumput dan mensejahterakan umat," katanya.

Kepala negara mendukung inisiatif Ketua PBNU Yahya Staquf yang melakukan digitalisasi organisasi karena akan membantu memperbaiki cara kerja organisasi.

"Digitalisasi ini juga akan menghubungkan para nahdiyin di seluruh dunia, saling berbagi komitmen, saling bekerja sama, bersama meningkatkan kualitas diri, bersama sama mencari solusi utk NKRI dan kesejahteraan ummat," katanya.

Dongkrak Ekonomi Keumatan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 2023 relevan dengan perkembangan terkini.

Menurutnya, komitmen NU dalam membimbing umat untuk menatap masa depan memiliki dampak besar bagi kemajuan bangsa.

"Alhamdulillah NU punya peran besar dan akan terus berkontribusi dalam membangun negeri ini," ujar Erick saat mendampingi Presiden Joko Widodo.

Erick menilai pemerintah tentu akan mendukung langkah NU dalam meningkatkan kualitas umat.

Dia menyampaikan umat Islam di Indonesia sudah sepantasnya dapat menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi hingga sosial bagi masyarakat Indonesia.

BUMN, terang Erick, sejak awal dan secara konsisten terus bersinergi dengan program-program keumatan bersama NU.

"NU punya dampak besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi keumatan. Untuk itu, BUMN pun selalu bekerja sama dengan NU dalam mendorong kemandirian umat, baik dari pondok pesantren hingga menciptakan santripreneur baru," ucap Erick.

Erick dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tampak mengenakan dengan busana putih, sementara Jokowi hadir dengan mengenakan baju muslim berpadu jas hitam dan sarung.

Sebagai anggota kehormatan Banser, Erick tampak akrab dan tampak hangat saat berdiskusi dengan sejumlah petinggi dan kader PBNU di sela-sela acara seperti Ketua Umum PBNU Yahya Cholil, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas, Menko Polhukam Mahfud Md. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini