TRIBUNNEWS.COM - Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo menjadi kandidat presiden dengan elektabilitas tertinggi di kalangan pemilih Nahdlatul Ulama (NU).
Hal tersebut berdasarkan survei dengan populasi responden seluruh warga negara Indonesia di Jawa Timur.
Dari hasil survei pada September 2023, Ganjar dinilai responden di Jawa Timur menjadi capres yang dipilih kalangan NU.
Ganjar disebut menggaet angka dari segmen pemilih NU mencapai 26,9 persen.
Sementara itu, bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, menduduki posisi kedua, dengan angka mencapai 21,7 persen.
Kemudian disusul bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, dengan 16,9 persen suara.
Baca juga: Survei Indikator: Khofifah Ungguli Erick Thohir dan Cak Imin di Pemilih NU dalam Bursa Cawapres
Kendati demikian, responden justru lebih banyak yang tidak memberikan jawaban, jumlahnya 33,3 persen.
Sementara, kalangan NU yang memilih di luar 3 nama bakal capres itu sejumlah 1,1 persen.
"Ganjar lebih banyak dinilai sebagai capres yang lebih didukung oleh organisasi NU, baru kemudian Prabowo dan Anies," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dikutip dari youTube Indikator Politik Indonesia, Senin (2/10/2023).
Sementara itu, khusus untuk bakal calon wakil presiden (cawapres) yang diyakini didukung oleh kalangan NU ada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Menteri BUMN, Erick Thohir; Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar; hingga Yenny Wahid.
Tercatat Khofifah Indar Parawansa mendapat angka 24,1 persen.
Dukungan untuk Erick Thohir dari responden di Jatim ini hanya berada di angka 15,1 persen.
Sementara itu, untuk dukungan ke Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebesar 10,8 persen.
"(Sebanyak) 24,1 persen lebih banyak dinilai sebagai cawapres yang lebih didukung oleh organisaasi NU."