Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei terbaru Poltracking Indonesia di Jawa Timur pada periode 25 September-1 Oktober 2023, menunjukkan 41,7 persen pemilih yang merasa dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan organisasi Islam, cenderung memilih Prabowo Subianto sebagai presiden.
Sementara Ganjar Pranowo mendapat keterpilihan 37,5 persen, disusul Anies di posisi ketiga dengan 14,6 persen.
Survei ini merupakan simulasi elektabilitas capres berdasarkan organisasi Islam.
Ada sekitar 80 persen responden yang merasa dekat dengan NU, dan 17 persen merasa dekat dengan organisasi Islam lainnya.
"Jika kita cek persebaran warga Nahdliyin di Jawa Timur, hasilnya adalah 41,7 persen di Prabowo, Ganjar Pranowo 37,5 persen. Anies di 14,6 persen," kata Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi memaparkan hasil survei secara daring di kanal Youtube Poltracking TV, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Salurkan Perahu untuk Nelayan, Prabowo: Ikan Kita Harus Dinikmati Bangsa Sendiri, Bukan Asing
Arya menerangkan perolehan keterpilihan Anies dari kelompok Nahdliyin terbilang rendah.
Padahal Anies menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang merupakan kelompok Nahdliyin sebagai cawapresnya.
"Belum terangkat meskipun menggandeng cawapres dari kelompok Nahdliyin yaitu Muhaimin Iskandar yang menjadi Ketua Umum PKB," jelas dia.
Adapun terkait perolehan suara yang tipis antara Prabowo dengan Ganjar, Arya membacanya Nahdliyin di Jawa Timur terbelah pada dua kubu yakni pemilih Ganjar dan pemilih Prabowo.
"Jika kita baca Jawa Timur, Nahdliyin terbelah antara Prabowo dan Ganjar di Jawa Timur," pungkas dia.
Baca juga: Capres Anies: Peran Universitas Penting untuk Mempertahankan Keunggulan Islam di Bidang Pendidikan
Metode survei Poltracking Indonesia di Provinsi Jawa Timur ini melibatkan 1.000 responden.
Respondennya adalah mereka yang sudah memiliki hak pilih atau berusia 17 tahun atau lebih, dan atau sudah menikah.
Pemilihan survei di Provinsi Jawa Timur karena merupakan daerah dengan Daftar pemilih Tetap (DPT) terpadat kedua setelah Jawa Barat. Lebih dari 31 juta pemilih atau 15,5 persen ada di Jawa Timur.
Metode pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling. Responden diwawancarai secara tatap muka langsung pada periode 25 September-1 Oktober 2023. Jawa Timur juga dianggap provinsi tak bertuan. Sehingga potensial menjadi penentu kemenangan Pilpres.
Adapun margin of error survei kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.