TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan mengomentari soal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang merasa sedih karena ditinggalkan.
Sebelumnya diketahui Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut merasa telah ditinggalkan Jokowi.
Bahkan dirinya menyebut PDIP telah memberikan privilege bagi Jokowi serta keluarganya.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi," ucap Hasto.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi hanya memberikan respon yang singkat.
"Saya nggak ingin mengomentari," jawab Jokowi, saat ditemui awak media di Bumi Etam, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Selasa (31/10/2023), mengutip tayangan YouTube Kompas TV.
Baca juga: Orang-orang Dekat Jokowi dari TNI/Polri: Ada Agus Subiyanto yang Diusulkan Jadi Calon Panglima TNI
Sebagaimana diketahui, pernyataan ini muncul usai Gibran Rakabuming Raka, memutuskan maju dalam Pilpres 2024 menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Padahal PDIP memiliki capres usungannya, yakni eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Selain Gibran, anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep juga membawa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk mendukung Prabowo.
Langkah Gibran dan Kaesang ini disebut-sebut sebagai cerminan dari sikap keluarga Jokowi yang 'membelot' dari PDIP.
Baca juga: Profil Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP Bongkar Permintaan 3 Periode dari Pak Lurah
Dalam kesempatan lain, Hasto juga mengungkapkan PDIP saat ini sedang berada dalam suasana sedih dan luka hati yang perih.
Diejlaskan Hasto, banyak yang tidak percaya bahwa realitas politik itu bisa terjadi.
Terlebih, Hasto menyebut bahwa seluruh jajaran DPP PDIP hingga ranting begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun ternyata ditinggalkan.
Pada awalnya, Hasto menyebut seluruh kader PDIP hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi.