News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Harap Kampanye Pemilu 2024 Berlangsung Sehat, KPU: Nanti Susah Cari Rekan saat Pilkada

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Museum Rekor Indonesia (MURI) Jaya Suprana berfoto bersama Ketua KPU Hasyim Asyari usai menyerahkan rekor MURI serta seluruh Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Anies baswedan dan Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat acara deklarasi kampanye pemilu damai yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), di halaman gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023). Deklarasi Kampanye Pemilu Damai dihadiri tiga pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Diketahui, kampanye akan dimulai pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Kampanye akan digelar selama 75 hari. Selanjutnya, KPU menetapkan 11-13 Februari 2024 sebagai masa tenang. Para peserta Pemilu 2024 tidak boleh lagi berkampanye. Pemungutan suara akan dilakukan 14 Februari 2024. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asyari berharap masa kampanye Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan sehat dan tidak saling mengumbar sisi negatif lawan politik, melainkan saling menunjukkan dan mempromosikan diri guna meyakinkan pemilih.

Hal itu disampaikan Hasyim dalam acara Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin (27/11/2023).

"Karena pada dasarnya kampanye adalah upaya untuk meyakinkan pemilih untuk memilih peserta pemilu, karena aspek-aspek positif, keunggulan-keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh masing-masing peserta pemilu," ujar Hasyim. 

Hal itu penting, tegas Hasyim, mengingat pada tahun 2024 bakal berlangsung Pemilu (Pilpres dan Pileg) dan juga Pilkada. Jika terus terjadi gesekan selama Pemilu, makan nanti bakal berimbas juga pada Pilkada.

Apabila gesekan negatif dalam Pemilu terus terjadi, nantinya para peserta Pilkada pun bakal kesulitan dalam mencari rekan untuk berkoalisi.

"Bila tidak, maka kemudian harus mencari partner mencari kawan untuk berkoalisi atau mendapatkan gabungan dalam pencalonan kepala daerah," jelasnya.

"Kalau dalam Pemilu 2024 tempatnya untuk pemilu legislatif gesekan kompetisinya keras pasti akan sulit mencari kawan untuk pencalonan kepala daerah," sambungnya. 

Baca juga: Sederet Dugaan Pelanggaran Pemilu 3 Capres-cawapres sebelum Masa Kampanye: Pantun hingga Iklan Susu

Dengan begitu kompetisi Pemilu 2024 yang juga berbarengan Pilkada ini diharapkan Hasyim bisa menjadi modal bagi peserta pemilu, terutama parpol, untuk bersaing berkompetisi secara sehat. 

"Karena pada dasarnya nanti yang sekarang ini di 14 Februari 2024 jadi lawan politik bisa jadi nanti kawan berpolitik dalam pilkada," pungkas Hasyim. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini