News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Cara Unik Caleg Gaet Simpati Pemilih di Pemilu 2024: Pakai Kostum Ultraman hingga Baliho Terbalik

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Balho dua caleg yang unik lain dari biasanya. /Sumber: Tribun Jatim/Tribun Solo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai cara dilakukan oleh para calon anggota legilstaif (caleg) agar mendapatkan suara dari pemilih di Pemilu 2024 ini.

Yang umum dijumpai adalah pemasangan alat peraga kampanye (APK) seperti spanduk, stiker, dan baliho di tempat umum.

Itulah cara yang biasanya dipakai para caleg memperkenalkan dirinya ke masyarakat.

Namun ada juga caleg yang membuat cara unik mengkampanyekan dirinya dan lain dari biasanya.

Misalnya membuat baliho dan spanduk dengan menampilkan foto dan gambar yang unik. 

Baliho semacam ini menarik perhatian warga dan lebih menonjol dibandingkan  ratusan bahkan ribuan baliho yang banyak ditemui di pinggir jalan.

Baca juga: Kelakar Cak Imin Mengapa Baliho AMIN Cuma Sedikit

Seperti apa cara unik para caleg berkampanye? Berikut dirangkum Tribunnews.com, Sabtu (9/12/2023):

1. Baliho Ultraman

Namanya Jamaludin Malik.

Dia seorang calon anggota legislatif (caleg) untuk DPR RI.

Cara dia berkampanye mengundang sorotan.

Karena pada baliho yang dipasang di ruang terbuka, dia menggunakan kostum 'Ultraman'.

Ultraman adalah serial dari Jepang yang dinarasikan sosok superhero.

Jamaludin Malik merupakan caleg DPR RI dari Partai Golkar untuk Dapil 2 Jateng.

Foto balihonya viral di media sosial dan terpasang di pinggir jalan tengah kota Jepara, Jawa Tengah.

Jamaludin Malik caleg Ultraman di Jepara Jawa Tengah. ( TribunJateng.com)

Foto baliho Jamaluddin lain dari biasanya karena umumnya caleg memasang foto dirinya tanpa topeng.

 Dilansir dari sejumlah sumber, caleg satu ini adalah pengusaha asal Jepara.

Salah satu bidang yang digeluti Jamaludin adalah usaha skincare.

Hal itu terlihat dari akun Instagram miliknya @jmforindonesia.

Dalam akun itu, Jamaludin kerap mengunggah video tentang skincare miliknya.

Jamaludin ternyata seorang pengusaha asal Jepara Jawa Tengah.

Salah satu bidang yang digeluti Jamaludin adalah usaha skincare.

Hal itu terlihat dari akun Instagram miliknya. Dalam akun itu, Jamaludin kerap mengunggah video tentang skincare miliknya.

2. Baliho Terbalik

Marno (52) punya cara unik memperkenalkan dirinya sebagai Calon Anggota Legislatif (Caleg) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Marno adalah caleg dari Partai Golkar daerah pemilihan (Dapil) 1.

Marno memasang baliho dengan foto terbalik di kawasan simpang empat Nguwer, di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.

Di baliho terdapat tulisan 'Siap Jungkir Balik Demi Rakyat'.

Marno mengatakan baliho tersebut dipasang oleh tim suksesnya yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z.

"Itu yang membuat timses dari generasi milenial, itu ide mereka, yang buat Mas Amir," kata Marno kepada TribunSolo.com, Selasa (28/11/2023).

Caleg tua di Sragen pasang baliho terbalik. (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)

Baliho yang tidak biasa itu sengaja ia pasang, untuk mengambil hati pemilih muda.

Pasalnya, menurutnya belum banyak caleg yang berfokus kepada generasi muda.

"Saat ini anak muda tidak tersentuh sama sekali, rencana saya mau arahkan biar punya pekerjaan, menciptakan lapangan kerja sendiri," jelasnya.

Warga Sragen khususnya generasi milenial dan generasi Z yang tertarik dengan baliho yang terpasang, lalu di foto kemudian disebarkan ke media sosial.

"Ternyata efektif, karena pada terhibur, ada yang foto terus di-tag di instagram Pak Marno, responnya banyak, baru sehari Pak Marno bikin instagram, followers-nya sudah 200 orang," jelasnya.

"Karena tidak ada nomor urut, tidak dikasih darimana, jadi malah pada penasaran, mencari siapa sosok Pak Marno ini," tambah dia.

3. Foto di Baliho Lebih Cantik?

Sementara itu, seorang warga DKI Jakarta bernama Iwan, mengaku heran ada spanduk caleg di Jakarta yang fotonya cantik tapi ketika dia lihat di televisi caleg itu tidak secantik foto di spanduk.

Iwan tidak menyebutkan nama caleg tersebut namun dia mengatakan idealnya caleg memajang foto terbaru di alat peraga kampanye.

Kasus seperti ini pernah terjadi pada Pemilu 2019 lalu.

Saat itu Calon Anggota DPD Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) Evi Apita Maya dipersoalkan rekannya sesama caleh karena fotonya di spanduk terlalu cantik dan diduga direkayasa.

Bahkan kasus itu masju dalam  sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Fotocalon anggotaa DPD RI Evi Apita Maya yang dipersoalkan oleh saksi Farouk Muhammad yang mengangap Evi melakukan pemalsuan dokumen karena fotonya jadi cantik. Evi sendiri lolos ke Senayan lantaran foto cantiknya tersebut. (Dok. Istimewa/Kompas.com)

4. Tidak pakai cara lama

Caleg lainnya yakni Fathurrohman (53) dari PKB yang juga maju untuk Dapil 1 mengatakan juga punya pendekatan khusus menggaet pemilih milenial.

Caranya dengan aktif di berbagai platform media sosial, seperti instagram, twitter, hingga tiktok.

Ia membuat video dari kegiatannya, kemudian dibagikan melalui akun media sosialnya.

Video yang ia buat juga disebarkan melalui grup Whatsapp karang taruna.

"Kita juga mengikuti trennya saja, ketika trennya main medsos ya kita juga, kita punya tiktok, instagram dan twitter, disitu banyak video kegiatan yang diambil teman-teman kita buatkan cuplikan ringkasnya," katanya saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (28/11/2023).

"Lewat media itu kita sebarkan lewat grup karang taruna, saya kan punya banyak grup karang taruna, setiap pertemuan dengan karang taruna kita dengar aspirasinya, dari segi ekonomi dan sebagainya," tambahnya.

Meski sudah lama berkecimpung di dunia politik, Fathurrohman juga tidak memakai cara lama untuk berkampanye.

Fathurrohman memilih tidak memasang baliho bergambar dirinya.

"Saya tidak pasang baliho, tidak pasang apa-apa, karena masyarakat sudah sepakat, kasihan Pak Fathur, karena kalau dipasang fotonya di pinggir jalan, kena angin, kalau siang kepanasan, kata masyarakat seperti itu," jelasnya.

"Kampanye saya berbeda dengan teman-teman, karena kita sudah punya banyak wilayah binaan, jadi jarang membuat pertemuan tertutup, lebih banyak diundang ke pertemuan masyarakat," pungkasnya. 

Sumber: Tribunnews.com/Tribun Solo/Tribun Jatim

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini