TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat calon presiden (capres) putaran pertama telah berlangsung, Selasa (12/12/2023) malam.
Tiga capres beradu gagasan yakni capres nomor urut 01 Anies Baswedan, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, dan capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo.
Penggunaan diksi (pilihan kata) yang dipakai para capres menarik untuk disimak.
Selain menggunakan kosa kata yang umum dipakai dalam setiap debat seperti rakyat, hukum, HAM, program kerja, dan sebagainya.
Para capres juga ternyata menggunakan bahasa gaul (dialek informal) saat berinteraksi.
Penggunaan bahasa gaul ini terutama dipakai saat sesi tanya jawab.
Baca juga: 2 Pertanyaan Ganjar yang Tidak Dijawab Tegas Anies dan Prabowo Saat Debat Capres, Mengapa?
Seperti apa bahasa gaul yang dipakai tiga capres itu? Berikut dirangkum Tribunnews.com, Rabu (13/12/2023):
1. Sorry yee...
Prabowo Subianto menggunakan diksi 'Sorry yeee..." saat menjawab pertanyaan Anies.
Anies awalnya menyebutkan bahwa Prabowo tidak tahan menjadi oposisi.
Oleh karena itu, Anies mengatakan Prabowo kemudian merapat ke Presiden Jokowi.
"Seperti disampaikan Pak Prabowo, Pak Prabowo tidak tahan untuk jadi oposisi. Apa yang terjadi? Beliau sendiri menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha," ujar Anies.
Pada kesempatan selanjutnya, Prabowo membalas bahwa dirinya tidak takut akan kehilangan posisi atau jabatan.
"Saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies. Sorry ya, sorry yeeeee....,Mas Anies," kata Prabowo.
2. Wakanda No More, Indonesia Forever
Diksi ini dikatakan Anies Baswedan saat menyinggung soal demokrasi dan kebebasan berpendapat.
Dia berkomitmen jika menjadi presiden 2024 maka akan menjamin kebebasan berpendapat.
"Dan ketika kita berbicara tentang masa depan, maka saya Ingin sampaikan kepada semua, kebebasan berpendapat akan dijamin. Kita tidak mengijinkan lagi situasi di mana kita takut. Saya sampaikan, Wakanda no more, Indonesia forever," imbuhnya.
Potongan video Anies mengucapkan Wakanda no more, Indonesia forever pun ditayangkan di berbgai platform media sosial.
3. Sat Set Set
Ganjar Pranowo memperkenalkan istilah sat- set set pada baju yang dikenakannya saat menghadiri debat capres.
Dia juga menyinggung diksi tersebut saat bicara akan mempemudah dan mempercepat pelayanan masyarakat jika terpilih di Pilpres 2024.
"Bagaimana pemerintah bisa betul-betul melayani dengan memebrikan teladan dari pemimpin tertinggi yang antikorupsi, yang menunjukkan integritas, yang menunjukkan layanan pemerintah yang mudah murah cepat, sat set set," kata Ganjar saat menyampaikan closing statement pada debat capres itu.
4. Ordal
Anies Baswedan menyinggung fenomena orang dalam alias ordal yang semakin menjadi-jadi di Indonesia.
Ia menyebut di setiap aspek kini butuh ordal agar seorang bisa diterima bekerja.
"Fenomena Ordal ini menyebalkan, di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal (orang dalam). Mau ikut kesebelasan ada oradalnya, mau jadi guru ordal, mau masuk sekolah ada ordal, mau dapat tiket konser ada ordal, ada ordal dimana-mana yang membuat meritokrasi enggak berjalan, yang membuat etika luntur," ucap Anies dalam debat capres tersebut.
5. Kita Bukan Anak Kecil
Prabowo menggunakan istilah itu saat menjawab pertanyaan Anies.
Dalam debat itu, Anies menanyakan perasaan Prabowo perihal putusan MK soal syarat pencalonan presiden-wakil presiden bermasalah secara etik.
Atas pertanyaan itu, Prabowo mengatakan telah berdiskusi dengan tim dan pakar hukum yang ada di timnya. Mereka memberi masukan bahwa dari segi hukum tidak ada masalah. ”Yang dianggap pelanggaran etika sudah diambil tindakan dan keputusan. Dan tindakan itu sampai sekarang masih diperdebatkan. Tapi intinya, keputusan final dan saya laksanakan,” ujarnya.
”Kita ini bukan anak kecil, Mas Anies, Anda juga paham. Sekarang begini, intinya rakyat yang memutuskan, rakyat yang menilai, kalau gak suka dengan Prabowo-Gibran, ya gak usah pilih kami," ujarnya.
6. Mas Anies... Mas Anies.....
Prabowo menanggapi pernyataan Anies mengenai demokrasi di Indonesia.
Dia menilai pandangan Anies terlalu berlebihan.
"Mas Anies.. Mas Anies,....Saya berpendapat Mas Anies ini agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tentang Demokrasi ini dan itu dan ini Mas Anies di pilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemeritnah yang berkuasa. Saya yang musuh bapak kalo Demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin anda jadi Gubernur," ungkap Prabowo dalam debat itu.
Penggunaan Diksi
Harian Kompas menulis soal penggunaan diksi dalam debat capres perdana itu.
Dijelaskan bahwa dari tiga sesi awal, dengan tidak menghitung kata keterangan dan kata sambung serta kata ganti, maka kata hukum menjadi yang paling banyak disebut oleh Anies, yakni 20 kali. Berikutnya, kata negara muncul sebanyak 19 kali, politik sebanyak 12 kali, dan kekuasaan 10 kali.
Hal ini menunjukkan Anies yang fokus dengan tema besar yang diusung dalam debat.
Sementara untuk menekankan kata kunci keadilan sebagai semangatnya dalam visi dan misi, Anies menyebut kekerasan (9), keadilan (8), rakyat (8), dan oposisi (8). Secara total Anies melontarkan 1.618 kata di tiga sesi ini.
Dengan model perhitungan yang sama, Prabowo mengeluarkan total 1.005 kata dalam tiga sesi awal.
Rakyat menjadi kata yang paling sering muncul, sebanyak 14 kali. Kata tersebut diikuti Anies sebanyak 10 kali, korupsi 8 kali, Papua 8 kali, Indonesia sebanyak 7 kali, serta hukum 5 kali.
Korupsi dan hukum tampak menjadi tema yang ditekankan oleh Prabowo.
Menarik pula ketika Anies disebut terbanyak kedua dalam tiga segmen awal. Selama debat, Prabowo kerap memberikan sapaan lawan debatnya sebagai gimik untuk mencairkan situasi.
Sementara Ganjar Pranowo di sepanjang tiga sesi awal memproduksi 1.307 kata.
Dari total jumlah kata itu, kata masyarakat dan politik menjadi yang paling sering diulang, masing-masing sebanyak 7 kali.
Berikutnya, Ganjar menyebut kata agama dan bapak 6 kali, ibu 5 kali, dan rakyat 5 kali.
Ganjar tampak memberikan narasi dengan retorika yang lebih cair, dengan sejumlah gagasan yang tersebar dalam tiga segmen pertama.
Sumber: Tribunnews.com/Harian Kompas