TRIBUNNEWS.COM - Usulan untuk memisahkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menjadi sorotan belakangan.
Wacana tersebut juga ditangggapi calon presiden nomor utut 3, Ganjar Pranowo dalam sebuah acara beberapa waktu lalu.
Ganjar menyebut, tak masalah jika Bekraf berdiri sendiri seperti semula, artinya keluar dari kesatuan Kemeparekraf yang saat ini menaungi.
Sementara itu, Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Eisha Maghfiruha Rachbini, menyebut harus ada kejelasan target dan capaian jika Bekraf dipisahkan.
Hal ini lantaran menurutnya, lingkup bidang ekonomi kreatif begitu luas.
Lalu membutuhkan perhatian khusus.
“Jika badan ekonomi kreatif berdiri sendiri, seharus nya bisa menjadi badan koordinasi yang didalamnya gabungan dari irisan-irisan tupoksi atau sebagai badan koordinasi yang bisa mendorong ekonomi kreatif, dengan sasaran target capaian yang jelas dan terukur.” kata Eisha.
“Karena ruang lingkup dari ekonomi kreatif cakupannya tidak terbatas hanya di sektor pariwisata, namun juga budaya, teknologi, seni,UMKM fashion, game dan sebagainya. “ imbuh Eisha.
Dia memandang, perkembangan teknologi dewasa ini membuka kesempatan namun juga tantangannya.
“Di satu sisi memberikan manfaat bagi ekonomi kreatif namun di satu sisi juga memberikan tantangan. Salah satu nya terkait orisinalitas. badan kreatif perlu memberikan dan mendorong umkm muda dan kreatif, terkait originalitas dan hak cipta nya.” jelasnya.
Pengertian Ekonomi Kreatif menurut INDEF adalah proses peningkatan nilai tambah yang dihasilkan dari eksplorasi intelektual, yang meliputi kreativitas, keahlian, dan bakat individu menjadi suatu produk yang dapat dijual.
Baca juga: Anies Kenang Kunjungan Pertama ke Kaltim Saat Silaturahmi dengan Tokoh Agama & Tokoh Adat Samarinda
“Karena berbicara mengenai ekonomi kreatif berarti terkait dengan produk intangible atau yang dijual adalah "ide" kalau tidak dilindungi (property rights) maka pelaku ekonomi kreatif, kurang termotivasi untuk menciptakan ide-ide atau produk baru,” ucapnya.
Janji Ganjar
Calon presiden RI (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo kembali menyampaikan janji kampanyenya untuk membentuk kembali Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang sempat dileburkan menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Itu akan dilakukannya jika dirinya terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2024.
Pernyataan itu disampaikan Ganjar usai menerima masukan dari para generasi milenial dan Gen Z, dalam acara Demokreasi di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Senin (8/1/2024).
"Jawabannya, ya. Dan ini juga masukan dari banyak pihak agar dihidupkan kembali badan ekonomi kreatif," kata Ganjar kepada ditemui awak media usai acara.
Kata Ganjar, pemikirannya yang akan menghidupkan kembali Bekraf itu didasari karena adanya keinginan bagi pegiat ekonomi kreatif.
Menurut mantan Gubernur Jawa Tengah itu, jika pegiat ekonomi kreatif membutuhkan suatu lembaga yang fokus untuk pengembangan maka bukan tidak mungkin dibentuk kembali lembaga tersebut.
"Saya kira kalau itu menjadi sebuah masukan, dan menurut para pelaku itu penting, ya kita hidupkan lagi," kata Ganjar.
"Tidak apa apa. Dan itulah yang menurut saya menjadi sangat responsif pada keperluan-keperluan dari para pelaku ekonomi kreatif," sambung dia.
Mantan anggota Komisi II DPR RI itu juga menegaskan kalau industri kreatif bisa diperhatikan secara sungguh-sungguh, maka akan berdampak luar biasa bagi perekonomian Indonesia.
Dirinya mencontohkan soal kondisi di Korea Selatan, berkat cerita dan pengalaman dari mahasiswa Indonesia yang berkuliah di negeri ginseng tersebut.
"Dan dicontohkan tadi, ada mahasiswa tadi yang kuliah di Korea Selatan, dia menunjukan bahwa ini (ekonomi kreatif) bisa menghasilkan kekuatan ekonomi yang dahsyat dan saya juga sangat percaya itu karena saya bertemu dengan semua pelaku nya," tukas Ganjar.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Rizki Sandi Saputra)