News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Timnas AMIN Bakal Lapor Bawaslu soal Videotron Anies Mendadak Dihentikan di Bekasi

Penulis: Reza Deni
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampilan LED Ads atau iklan videotron Anies Baswedan yang dibuat oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @aniesbubble bersama @olpproject yang ditayangkan di depan Grand Metropolitan Bekasi.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapten pemenangan Timnas Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) Muhammad Syaugi merespons soal penayangan videotron Anies di Grand Metropolitan Bekasi yang tiba-tiba dihentikan.

Dia mengatakan akan melaporkan hal tersebut ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.

"Dalam berdemokrasi kita juga bisa melaporkan hal-hal yang memang melanggar. Jadi itu tinggal tim hukum kita melaporkan kepada KPU atau Bawaslu dengan kejadian-kejadian tersebut," kata Syaugi di markas Timnas AMIN, Menteng, Jakarta, Selasa, (16/1/2024).

Soal masalah itu, Syaugi mengaku menyerahkan penilaian ke masyarakat. 

Dia berharap masyarakat untuk terus mengawasi potensi kecurangan yang kemungkinan terjadi selama Pilpres 2024.

"Masyarakat agar mengawasi sehingga kita sama-sama bisa melaksanakan pemilu itu dengan jujur, adil sehingga dicapai kedamaian dan riang gembira," pungkasnya.

Sebelumnya, Calon presiden (capres) nomor urut satu, Anies Baswedan, merespons soal iklan videotronnya di Bekasi, Jawa Barat, mendadak dihentikan.

Diketahui, iklan videotron tersebut merupakan hasil proyek bersama dari akun media sosial X (dulu Twitter) @aniesbubble bersama @olpproject.

Anies pun menyayangkan atas adanya kejadian penghentian iklan videotron dirinya ini secara sepihak.

Baca juga: Tampilkan Video Tentara Israel Bermain Bola, TPN Minta Postingan di Instagram Mahfud MD Diabaikan

Menurut Anies, iklan yang dibuat oleh @aniesbubble bersama @olpproject itu adalah bagian dari demokrasi.

Dalam demokrasi pun diajarkan terkait komitmen untuk menghormati pilihan yang berbeda.

Jika tidak siap menghormati pilihan yang berbeda, artinya belum siap untuk berdemokrasi.

"Itu kan bagian dari demokrasi. Justru ujian komitmen demokrasi salah satunya pada kesiapan menghormati yang berbeda. Kalau tidak siap menghormati (pilihan) yang berbeda, maka dia tidak siap berdemokrasi," kata Anies, Selasa (16/1/2024), dilansir WartakotaLive.com.

Baca juga: Tim Ganjar-Mahfud Laporkan Dugaan Pelanggaran Sekda Takalar soal Janji Jokowi Angkat CPNS ke Bawaslu

Lebih lanjut, Anies menegaskan, dalam pesta demokrasi rakyat memiliki hak untuk mengungkapkan pandangannya masing-masing.

Tak hanya itu, rakyat juga berkewajiban untuk saling menghormati pilihannya masing-masing.

Untuk itu Anies meminta semua pihak juga bisa menghormati apabila ada yang memasang videotron untuk mendukung dirinya.

"Ini adalah sebuah pesta demokrasi dan rakyat memiliki hak untuk mengungkapkan pandangannya. Jadi ketika ada yang mendatangi dan bilang saya ingin memilih calon lain, ya dihormati. Dan ketika ada pasang videotron untuk pasangan nomor 01, ya dihormati," tegas Anies.

Kapten Timnas AMIN Muhammad Syaugi di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023). (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Diketahui, akun media sosial X (dulu Twitter) @aniesbubble bersama @olpproject telah membuat proyek iklan untuk mendukung capres Anies Baswedan.

Proyek iklan tersebut berisi video promosi Anies Baswedan yang dibuat layaknya promo idol K-pop.

Baca juga: TKN Goda Maruarar Sirait Bergabung Menangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Seharusnya, iklan videotron tersebut dipasang di depan Grand Metropolitan Bekasi selama seminggu, mulai 15-21 Januari 2024.

Namun, sayangnya iklan videotron Anies hasil patungan dari sebagian penggemar K-pop itu mendadak dihentikan penayangannya.

Menurut Olppaemi Project, hal itu terjadi karena suatu hal yang diluar kuasa mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini