TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengkritik pernyataan Sekjen Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul terkait permintaan kepada warga NU agar tidak memilih capres pilihan Abu Bakar Baasyir dan Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais.
Anwar pun mempertanyakan kepada Gus Ipul terkait posisi yang bersangkutan saat menyampaikan pernyataan tersebut yaitu apakah sebagai politisi atau pengurus PBNU.
"Kata-kata ini benar-benar membuat saya bertanya-tanya, apakah Gus Ipul ini bicara sebagai politisi atau sebagai Sekjen PBNU," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/1/20224).
Anwar mengatakan jika memang pernyataan Gus Ipul sebagai Sekjen PBNU, seharusnya lebih bijak dalam memilih diksi untuk disampaikan kepada publik terkait pilihan capres tersebut.
Dia menilai sudah semestinya Gus Ipul menempatkan diri sebagai negarawan dan agamawan yang berfungsi sebagai pengayom dan pelindung umat.
"Tapi kalau sebagai Sekjen PBNU, menurut saya, sebaiknya saudara Saifullah Yusuf menanggalkan baju politisnya, tapi jadilah negarawan dan agamawan yang bertugas dan berfungsi mengayomi dan melindungi umat serta menjaga persatuan dan kesatuan di antara mereka," ujar Anwar.
"Oleh karena itu diksi dan narasi yang akan kita pergunakan haruslah kita pilih dan pikirkan terlebih dahulu baik-baik," sambungnya.
Anwar berharap jika memang Gus Ipul memiliki pilihan capres sendiri, maka tidak semestinya menghina dan merendahkan orang atau pihak lain.
Baca juga: Politisi NasDem Sebut Khofifah, Gus Ipul, dan Yenny Wahid Potensial Jadi Cawapres Anies Baswedan
Dia menganggap hal ini perlu disampaikan lantaran sudah banyak tokoh agama lain yang tengah berusaha untuk menyatukan umat.
"Saya memang merasa perlu menyampaikan masalah ini kepada Gus Ipul karena banyak tokoh sekarang di negeri ini yang sedang berusaha untuk mempersatukan umat, tapi Gus Ipul malah melakukan hal yang sebaliknya," tuturnya.
"Untuk itu jangan sampai ada kata-kata yang keluar dari mulut kita yang merendahkan apalagi mendiskreditkan tokoh dari kelompok lain secara vulgar karena hal itu akan merusak ukhuwah islamiyah dan ukhuwah basyariah di antara sesama kita dan kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi," pungkas Anwar.
Sebelumnya, Gus Ipul meminta seluruh warga NU agar menggunakan hak pilihnya dengan memilih capres yang sesuai dengan kaidah ke-NU-an.
“Kita ingin warga NU mencoblos pada tanggal 14. Kita berharap semua warga NU hadir dan menggunakan hak pilihannya dengan sungguh sungguh memperhatikan semua paslon yang ada,” kata Gus Ipul ketika ditanya dukungan Abubakar Baasyir kepada salah satu paslon, Selasa (16/1/2024) dikutip dari Tribun Jatim.
Disampaikan dia, capres yang dipilih juga harus benar-benar mencerminkan cara berfikir dan bermadzhab ahlussunah wal jamaah.