News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

CEK FAKTA Mahfud Bilang Petani Makin Sedikit, Lahan Sempit Tapi Subsidi Pupuk Makin Besar, Benarkah?

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani menanam bibit padi di Dusun Sanggrahan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (26/9/2022). Pemerintah Kabupaten Malang terus berupaya menggenjot produktivitas padi untuk penguatan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Malang. Pemkab Malang mematuhi aturan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) untuk mencegah alih fungsi lahan. Saat ini luas LSD di Kabupaten Malang seluas 43 ribu hektare yang tersebar di wilayah Kabupaten Malang. SURYA/PURWANTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan sumber daya alam Indonesia amat kaya, tapi tidak selaras dengan nasib para petani yang belum sejahtera dan berdaulat.

Selain itu, lanjutnya, ketersediaan lahan pertanian juga disebut makin sedikit, namun pada saat bersamaan justru subsidi pupuk makin besar. Mahfud pun kondisi tersebut.

"Sumber daya alam kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat petani makin sedikit tapi subsidi pupuk makin besar. Pasti ada yang salah. Petani makin sedikit, lahan makin sempit. Subsidi setiap tahun naik pasti ada yang salah," kata Mahfud dalam debat cawapres atau debat keempat Pilpres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Benarkan pernyataan Mahfud tersebut?

Merujuk pada data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berpusat di Roma, Italia, mencatat angka kelaparan Indonesia pada tahun 2022 mencapai 16,2 juta.

Angka ini selaras di mana Indonesia masih bergantung dengan pasar impor untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya.

Berdasarkan dokumen Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian yang dirilis tahun 2020 perihal luas lahan pertanian, lahan sawah dari tahun 2015 tercatat 8 juta hektare.

Lahan sawah ini sempat bertambah pada tahun 2016 menjadi 8,19 juta hektare. Namun, lahan sawah berkurang sekitar 1 juta hektare menjadi 7,1 juta hektare. Tapi jumlah lawan sawah ini kembali naik pada 2019 sebesar 7,4 juta hektare.

Baca juga: Gibran Sebut Mahfud MD Ngambek Usai Diberi Pertanyaan: Kalau Receh Ya Dijawab, Segampang Itu

Sementara, jumlah ketersediaan lahan pertanian bukan sawah alami fluktuatif sejak 2015 hingga 2019.

Jika pada 2015 lahan pertanian bukan sawah sebesar 29,3 juta hektare, tapi angka ini berkurang pada tahun berikutnya menjadi 28,5 juta hektare, sempat naik di tahun 2017 dengan 29,1 juta hektare, turun di 2018 dengan 27,7 juta hektare, dan pada 2019 sebesar 29,3 juta hektare.

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, tercatat terjadi penambahan jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dari 25,7 juta pada tahun 2022, menjadi 27,7 juta pada tahun 2023.

Kendati RTUP meningkat, namun tercatat sejak tahun 2019, anggaran subsidi untuk pupuk menurun hingga sekarang.

Tercatat pada tahun 2019 alokasi anggaran untuk subsidi pupuk digelontorkan pemerintah sebesar Rp34,3 triliun.

Angka ini terus menurun sejak saat itu hingga sekarang, yakni tahun 2020 sebesar Rp31 triliun, lalu Rp27 triliun pada tahun 2021, dan Rp25,3 triliun pada tahun 2022.

Baca juga: Tutup Debat Cawapres, Mahfud MD Kutip Dalil Gus Dur & Nyanyi Lagu Ebiet G Ade Berita Kepada Kawan

Sebagai informasi artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo), Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.

Panel ahli yang terlibat antara lain Direktorat Informasi dan Data Auriga Nusantara Adhitya Adhyaksa; Dosen Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor Afni Regita Cahyani Muis; Senior Analyst Climateworks Centre Fikri Muhammad; dan Peneliti Sajogyo Institute Kiagus M Iqbal.

lalu, dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia Masitoh Nur Rohma; Lead, Knowledge Generation Koalisi Sistem Pangan Lestari Romauli Panggabean; Researcher University of Queensland Udiana Puspa Dewi; Dosen Fakultas Ilmu dan Bisnis Universitas Padjadjaran Viktor Primana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini