TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Andreas Pandiangan turut mengomentari kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah, baru-baru ini.
Diketahui, awal Januari 2024, Jokowi sempat mengunjungi Cilacap, Banyumas, Purworejo, dan Brebes.
Jokowi juga melakukan kunjungan ke Salatiga, Magelang, Temanggung, sampai Wonosobo pada Senin (22/1/2024).
Lalu pada Selasa (23/1/2024) hari ini, Jokowi dijadwalkan berkunjung ke Grobogan, Blora hingga Kota Semarang.
Menurut Andreas, sebaiknya kunjungan kerja kepala negara itu ditunda terlebih dahulu.
Sebab, sebentar lagi digelar agenda politik tahunan Pilpres 2024 pada 14 Februari 2024 mendatang.
Tentu ada banyak konflik kepentingan yang akan saling bertumpang-tindih.
Apalagi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, juga menjadi salah satu peserta Pilpres 2024.
"Sejak minggu kemarin kan kita memasuki kampanye terbuka, tampaknya seharusnya tidak dilakukan kunjungan itu ke daerah mana pun, bukan hanya Jateng."
"Di pilpres Pak Jokowi sadar atau tidak sadar, orang sudah tahu ada konflik kepentingan, dalam hal ini citranya Gibran, sehingga alangkah baiknya sebagai presiden, (Jokowi) tidak melakukan apa pun kunjungan ke daerah supaya bisa berjarak, harus berjarak," ungkap Andreas, Senin (22/1/2024) dikutip dari WartaKotaLive.com.
Kunjungan Jokowi justru akan membingungkan warga serta mengganggu proses jalannya demokrasi.
Baca juga: Ini Kata Surya Paloh soal Isu Pemakzulan Presiden Jokowi
Pasalnya, masyarakat mungkin cenderung ingin bertemu dengan Presiden alih-alih berpartisipasi dalam rangkaian kampanye yang sudah dijadwalkan KPU.
"Akan sangat membingungkan masyarakat dan merepotkan petugas, karena pertimbangannya Pak Jokowi punya kondisi conflict of interest," lanjut Andreas.
Dia juga mengatakan, petugas kepolisian juga bakal disibukkan dengan pengamanan Jokowi di daerah. Padahal, pihak kepolisian juga harus mengamankan kampanye.
"Bukan mengatakan masyarakat dikonsolidasikan untuk menyambut Pak Jokowi, tapi biarlah suasana di jalan, di masyarakat itu pas lagi kampanye tidak diganggu oleh kegiatan kepala negara," tuturnya.
Andreas menilai kondisi yang relatif aman saat ini tidak mewajibkan Jokowi mengunjungi masyarakat di tengah masa kampanye.
"Kecuali memang ada kondisi seperti bencana yang memerlukan Pak Jokowi untuk ke lapangan, kalau ini kan (situasinya) normal-normal saja," jelas Andreas.
Diketahui, kedatangan Jokowi ke sejumlah tempat ini untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.
Kemarin, bantuan beras disalurkan kepada 97.100 Penerima Bantuan Pangan (PBP) di sejumlah kecamatan dan kabupaten di Jawa Tengah, khususnya Salatiga dan Temanggung.
Salatiga mendapatkan alokasi bantuan sebanyak 103,46 ton beras yang akan dibagikan pada 10.346 PBP selama enam bulan ke depan.
Di Kabupaten Temanggung, Jokowi memberikan bantuan total 867,54 ton beras yang akan dibagikan pada 86.754 PBP.
Baca juga: Hasto PDIP: Apabila Ingin Bertemu Megawati, Jokowi Harus Ajak Ahok, Sri Mulyani dan Basuki
Ganjar Tak Khawatir
Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo merespons santai soal kunjungan Jokowi ke sejumlah wilayah di Jateng.
Ganjar pun tak khawatir kunjungan Jokowi ke Jateng dapat menggerus suaranya bersama Mahfud MD.
Kedatang Jokowi ke Jateng justru disambut baik para pendukungnya maupun simpatisan PDIP.
"Enggak (upaya menggerus suaranya), saya tadi lihat disambut kok. Kami dari PDI Perjuangan, dari pendukung Ganjar-Mahfud juga sayang sama Pak Jokowi," kata Ganjar saat melakukan kampanye di Lampung Selatan, Lampung, Senin (22/1/2024).
Tak hanya itu, ia pun mengatakan sempat melihat video para pendukungnya itu melambaikan tangan kepada Jokowi sambil menyerukan dukungan ke dirinya dan Mahfud.
"Kompetisi-kompetisi itu kita terbiasa fair, yang tidak boleh adalah yang tidak fair," kata Ganjar.
Sebagaian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Pengamat: Ada Konflik Kepentingan untuk Citra Gibran, Kunker Jokowi ke Jateng harus Distop
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Eko Sutriyanto/Fahmi Ramadhan)(WartaKotalive.com/Rusna Djanur Buana)