Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegur keras Co-Captain Timnas AMIN, Tom Lembong.
Luhut minta Tom tak usah geer (gede rasa) karena dirinya pernah memberi "contekan" ke Presiden Jokowi saat ia masih di dalam kabinet.
Menurut Luhut, justru orang yang paling banyak memberi catatan saat pidato Jokowi adalah Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
Baca juga: Airlangga soal Jokowi Bilang Presiden Boleh Memihak dan Kampanye: Hak Konstitusional
Adapun perkataan Tom mengenai dirinya pernah memberi "contekan" kepada Jokowi ini merupakan respons dirinya setelah nama dia disebut-sebut oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, yang notabene anak dari Jokowi, saat debat cawapres terakhir.
"Anda jangan geer juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran. Emang hanya Tom Lembong aja? Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden adalah Bu Menlu karena setiap bilateral beliau yang melakukan itu," kata Luhut dalam video yang ia unggah di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Kamis (25/1/2024).
Luhut menilai, Tom tak usah merasa hebat melakukan itu karena semua kepala negara saat kegiatan bilateral, pasti ada orang di belakangnya yang memberikan catatan.
Dia bilang, apa yang dilakukan Tom hanyalah tugas dia sebagai pembantu presiden.
Saat masih di kabinet, Tom pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Apakah karena anda hebat melakukan itu? Tidak. Itu tugas anda sebagai pembantu presiden," ujar Luhut.
Luhut kemudian turut mengkritik kinerja Tom saat dia masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan, khususnya saat masih menjadi Kepala BKPM.
Baca juga: Survei Capres di 3 Provinsi dengan Pemilih Terbesar Pilpres 2024: Anies Vs Prabowo Vs Ganjar
"Waktu anda (menjabat sebagai kepala) BKPM, apa yang anda lakukan? Anda kan ditugasi untuk Online Single Submission (OSS). Saya ingat betul itu bagaimana anda curhat ke saya, tapi itulah sampai anda meninggalkan kabinet, tidak pernah selesai OSS," kata Luhut.
"Sekarang kami yang menyelesaikan itu yang sudah digadang-gadang begini begono dan segala macam," lanjutnya.
Jadi, maksud yang ingin Luhut sampaikan adalah semua yang sudah selesai, semua yang ada di masa lalu, biarlah berlalu.