Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Ilmu Politik dan Internasional Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai mundurnya Mahfud MD sebagai Menkopolhukam merupakan pukulan politik sekaligus bentuk mosi tidak percaya terhadap kredibilitas pemerintahan Jokowi.
"Setelah berkali-kali melakukan serangan terbuka terhadap kepemimpinan Jokowi di debat-debat Pilpres sebelumnya, Mahfud kini tidak lagi memiliki beban moral-etik jika dirinya hendak melakukan serangan lagi pada pemerintahan, dimana ia berada di dalamnya selama ini," kata Umam dalam pesan yang diterima Tribunnews.com, Rabu (31/1/2024).
Keputusan Mahfud itu, dikatakan Umam, tampaknya juga sudah ditunggu-tunggu Jokowi.
"Yang tampaknya juga telah terusik zona nyamannya, di mana tokoh yang selama ini ia percaya sebagai Menkopolhukam kini justru berbalik menyerang pemerintahan yang ia pimpin, karena perbedaan arah kepentingan politik praktis," ujar dia.
Tak hanya itu, Umam menilai keputusan Mahfud untuk mundur merepresentasikan sikap PDIP yang saat ini kian lantang menyatakan perang terbuka kepada Jokowi.
Baca juga: TPN Harap Mahfud MD Bisa Leluasa Bersuara Usai Mundur Sebagai Menkopolhukam
"Mundurnya Mahfud ini akan memberikan keleluasaan ruang dan narasi bagi Mahfud untuk mengonsolidasikan basis kekuatan dan dukungan baru, terutama dari undecided voteds, di dua minggu tersisa jelang Pilpres 14 Februari mendatang," kata Umam.
"Mahfud tidak akan lagi terkungkung oleh tanggung jawab jabatan dan protokoler. Akankah berdampak secara elektoral atau tidak, akan sangat bergantung pada narasi lanjutan, intensitas serangan dan sosialisasi pasca-keputusan politik ini," ujarnya.
Jika Mahfud memegang data dan informasi yang bisa di-generate menjadi pukulan telak bagi kredibilitas pemerintahan Jokowi dan Paslon 02, Umam mengatakan maka keputusan mundur dari kabinet ini akan menjadi gelombang kekuatan yang efektif untuk menahan rival terberatnya di kubu 02 yang menargetkan kemenangan satu putaran.
Baca juga: Dewan Pakar PAN Nilai Mahfud MD Terlambat Mundur Dari Jabatan Menteri, Ini Alasannya
"Tapi jika tidak ada narasi kuat dan intensitas serangan yang signifikan, maka keputusan mundur dari kursi Menkopolhukam ini tidak akan menciptakan ledakan elektoral yang berarti," ujar Umam.