TRIBUNNEWS.com - Berikut ini 10 momen menarik yang terjadi saat debat terakhir capres atau debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2/2024).
Salah satu di antaranya adalah momen di mana calon presiden (capres) nomor urut satu, Anies Baswedan, menggunakan bahasa isyarat saat mengawali menyampaikan visi dan misi.
Diketahui, debat semalam mengusung tema kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM), dan inklusi.
Dari tema tersebut kemudian dibagi menjadi enam subtema, yaitu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.
Dirangkum Tribunnews.com, berikut ini momen menarik yang terjadi selama debat:
1. Aksi Ganjar-Mahfud Pakai Jaket di Panggung Debat
Pasangan calon (paslon) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, membuat heboh dengan aksi mereka di panggung debat, sesaat sebelum acara dimulai.
Saat nama keduanya dipanggil, Ganjar dan Mahfud kompak berjalan naik ke atas panggung.
Setelahnya, Ganjar dan Mahfud bersama-sama mengenakan jaket varsity hitam-putih yang sudah disiapkan.
Jika diamati, jaket varsity milik Ganjar dan Mahfud itu memuat program-program mereka di bidang kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM), dan inklusi.
Sebagai informasi, jaket varsity Ganjar dan Mahfud tersebut merupakan buat mahasiswa di Bandung, Jawa Barat.
2. Anies Pakai Bahasa Isyarat
Calon presiden (capres) nomor urut satu, Anies Baswedan, menyisipkan bahasa isyarat saat menyampaikan visi dan misinya di debat terakhir capres.
Baca juga: Pakar LIPI Dukung Ganjar Tolak Bayar Kuliah Pakai Pinjol, Mana Keberpihakannya ke Keluarga Miskin?
Bahasa isyarat itu memiliki arti "waktunya perubahan".
Anies terlihat menunjuk ke jam tangan yang dikenakannya, lalu membentuk isyarat memutar menggunakan jarinya.
3. Anies Tepuk Tangan untuk Prabowo
Momen Anies bertepuk tangan untuk capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, terjadi saat Ketua Umum Gerindra itu menyinggung program andalannya, yaitu makan gratis.
Pernyataan Prabowo ini disampaikan saat mengomentari gagasan Ganjar mengenai kesehatan masyarakat.
Diketahui, program tersebut kerap digaungkan kubu Prabowo-Gibran.
4. Ganjar Singgung Kasus Butet
Saat menjawab pertanyaan mengenai persoalan benturan antara kesenian dan birokrasi, Ganjar menyinggung kasus seniman asal Jogjakarta, Butet Kartaredjasa.
Ganjar menilai pemerintah harus mau dikritik oleh pihak manapun, termasuk seniman.
Menurut Ganjar, tak masalah bagi seniman untuk mengekpresikan kritikan terhadap pemeritnah lewat cara mereka dengan menggunakan seni.
"Kalaulah mereka berekspresi, pemerintah tidak perlu takut. Masak pemerintah takut sama pentasnya Butet?"
"Pemerintah harus mau dikritik, Harus waras, dan dalam trek. Dan biarkan mereka (seniman) mengekspresikan dengan seninya," tutur Ganjar.
Sebagai informasi, Butet dilaporkan ke Polda DIY oleh Relawan ProJo DIY karena pernyataannya dianggap menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi).
5. Prabowo Banyak Setuju dengan Anies dan Ganjar
Dalam debat capres semalam, Prabowo tampak beberapa kali setuju pada pendapat Anies dan Ganjar.
Beberapa di antaranya adalah saat Prabowo memuji jawaban Anies ketika ditanya program untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen.
Menurut Prabowo, apa yang disampaikan Aneis cukup bagus dan relevan.
"Secara garis besar, secara obyektif, saya menilai jawaban-jawaban Pak Anies baik, bagus, relevan. Saya banyak setuju. Maklum beliau Menteri Pendidikan," ujar Prabowo.
Lalu, ungkapan setuju kembali disampaikan Prabowo saat Anies dan Ganjar bicara mengenai masalah pekerja migran Indonesia diperlukan keterlibatan para aktivis.
Prabowo mengatakan, seperti yang disampaikan Anies, aktivis sangat membantu pekerja migran Indonesia di luar negeri.
"Saya kok ya harus mengakui bahwa saya banyak sependapat dengan dua (capres). Semua benar, ada berapa kedutaan kita di beberapa negara kewalahan masalahnya terlalu banyak."
"Jadi benar yang disampaikan Pak Anies, aktivis ini sangat membantu, sangat membantu untuk mengikuti dan membantu pekerja migran kita," tutur Prabowo.
6. Sindiran Anies soal Bansos
Saat debat, Anies sempat memberikan sindiran soal bantuan sosial (bansos).
Anies menekankan, banos merupakan bantuan untuk penerima, bukan pemberi bansos.
Ia juga menilai pemberian bansos tidak perlu dirapel.
Menurut dia, akan lebih baik apabila bansos diberikan sesuai kebutuhan.
"Pertama, kita harus menyadari bahwa yang disebut sebagai bansos adalah bantuan untuk si penerima, bukan bantuan untuk si pemberi," ungkap Anies.
"Karenanya, dia (bansos) diberikan sesuai dengan kebutuhan di penerima, kalau penerimanya membutuhkan bulan ini, ya diberikan bulan ini, kalau dibutukannya tiga bulan lagi ya tiga bulan lagi, tidak usah dirapel semuanya."
"Itulah yang disebut sebagai bansos tanpa pamrih," tegas Anies.
7. Prabowo 'Dikuliahi' Ganjar soal Stunting
Ada momen Ganjar memberi 'kuliah' untuk Prabowo mengenai stunting.
Hal ini berawal saat Prabowo bertanya kepada Ganjar, apakah Ganjar setuju dengann program pemberian makanan bergizi kepada anak-anak untuk mencegah stunting.
Namun, Ganjar tak setuju dengan program Prabowo itu.
Ganjar mengatakan, pencegahan stunting harus dilakukan sejak bayi dalam kandungan.
Karena itu, menurut Ganjar, ibu-ibu hamil perlu diberikan makanan yang bergizi.
"Kalau ngasih makannya untuk anak-anak mencegah stunting, saya tidak setuju," ungkap Ganjar.
"Karena Bapak terlambat, stunting itu ditangani sejak dalam kandungan, ibunya yang dikasih gizi."
"Kalau gizinya baik, mereka cek rutin, maka akan ketahuan bahwa ibunya sehat, anaknya perkembangannya dilihat," jelas Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar meminta agar Prabowo tak bingung membedakan antara gizi buruk dan stunting.
Ia mengatakan, pemberian makanan kepada anak juga harus diwaspadai apabila jumlahnya terlalu banyak, lantaran bisa memicu obesitas.
Tapi, sekali lagi Ganjar menekankan, stunting bisa dicegah dengan pemberian makanan bergizi kepada ibu hamil.
“Kalau gizi buruk boleh, jangan confused. Kalau makan terlalu banyak menimbulkan obesitas, mengatasi stunting sejak ibu hamil, bisa dicegah sejak mau nikah."
"Jangan menikah dini, jika ibunya sehat maka akan melahirkan bayi yang sehat dan kuat,” pungkas Ganjar.
8. Anies Kutip Falsafah Jawa
Pada segmen terakhir debat, Anies sempat mengutip falsafah Jawa yang berbunyi Surodiro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti.
Makna dari falsafah Jawa itu adalah segala angkara murka akan dikalahkan oleh kebaikan.
Anies kemudian mengatakan, ia ingin mewujudkan negara yang welas asih untuk semua negaranya.
Ia juga menyebut, merah putih di atas semuanya.
Penghormatan kepada kebhinekaan, penghormatan kepada persatuan akan mengantarkan menjadi Indonesia yang cerdas, sejahtera, sehat.
"Kami dalam berjuang menyadari betul cinta kasih welas asih, kelulusan, keteguhan menjadi bagian dari perjuangan ini," ujar Anies.
"Setara bagi siapa laki perempuan kaya, miskin, kota Desa mereka yang berpendidikan umum madrasah pesantren agama apapun, suku apapun," imbuh dia.
9. Prabowo Minta Maaf pada AMIN dan Ganjar-Mahfud
Prabowo menyampaikan permintaan maafnya kepada pasangan Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud saat memberikan closing statement di debat capres semalam.
Ia mengakui selama proses kampanye, dirinya kerap mengatakan kata-kata yang keras.
"Karena itu atas nama Prabowo-Gibran, atas nama Koalisi Indonesia Maju (KIM), kami minta maaf kepada paslon 1, Pak Anies dan Pak Muhaimin, dan paslon 3, Pak Ganjar dan Pak Mahfud, seandainya dalam kampanye ini ada kata-kata kami atau perbuatan kami yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," tutur Prabowo.
Gibran yang berada di samping Prabowo, terlihat mengatupkan kedua tangannya dan membuat gestur membungkuk meminta maaf.
Sementara, Prabowo melanjutkan pernyataannya, mengatakan ia tetap menganggap Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud sebagai rekan dan saudara seperjuangan.
"Saya tetap menganggap Mas Anies Mas, Mas Muhaimin, Pak Ganjar, dan Profesor Mahfud sebagai saudara-saudara saya sendiri, kita berjuang untuk bangsa Indonesia dan kita perjuangkan cinta kita terhadap rakyat Indonesia," tutupnya.
10. Ganjar Kutip Pernyataan Jokowi pada Debat Pilpres 2019
Saat memberikan closing statement, Ganjar mengutip pernyataan Presiden Jokowi dalam debat Pilpres 2019 silam.
Ganjar mengungkapkan, kala itu Jokowi mengingatkan agar rakyat tidak memilih capres yang punya potongan diktator.
Ia juga mengutip pernyataan Jokowi yang mengimbau rakyat agar tidak mencoblos capres yang memiliki rekam jejak pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
"Lima tahun lalu dalam debat Capres 2019, saya tim kampanye Joko Widodo menyampaikan, kita diingatkan untuk tidak memilih calon yang mempunyai potongan diktator dan otoriter, dan memiliki rekam jejak pelanggaran HAM, yang punya rekam jejak untuk melakukan kekerasan yang punya rekam jejak masalah korupsi," tutur Ganjar.
"Saya sangat setuju apa yang beliau sampaikan agar kriteria tersebut menjadi pegangan kita semua dalam memilih pemimpin," sambung dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Garudea Prabawati/Sri Juliati/Rifqah/Galuh Widya/Nuryanti)