Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Partai Gerindra menempati posisi puncak disusul PDIP, Golkar, PKB, PKS, Nasdem, Demokrat, dan PAN.
Hal ini sebagaimana rilis survei nasional terbaru Lembaga survei Poltracking Indonesia terkait elektabilitas partai politik untuk simulasi surat suara 18 partai politik, yang dilakukan pada periode 27 Januari-2 Februari 2024.
Berdasarkan survei Poltracking, Gerindra mendapat elektabilitas 18,1 persen, disusul PDIP 16,4 persen, Golkar 10,1 persen, PKB 9,3 persen, PKS 8,3 persen, Nasdem 7,1 persen, Demokrat 6,6 persen, PAN 6,5 persen, PPP 3,7 persen, PSI 3,4 persen, dan Perindo 2 persen.
“Gerindra tertinggi masih di dalam rentang margin of error. Dan kedua PDIP 16,4 persen,” papar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda secara daring di kanal Youtube Poltracking TV, Jumat (9/2/2024).
Sisanya di bawah 1 persen.
Sedangkan responden yang tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu sebesar 6,4 persen.
Baca juga: Survei Elektabilitas Parpol Pemilu 2024: PDIP-Gerindra Kian Tipis, Pengusung Anies Bersaing Ketat
Sementara perihal tren elektabilitas parpol, PDIP alami penurunan sejak September 2023 di mana kala itu ada di angka 24,4 persen, kemudian turun terus hingga unggul tipis dengan perolehan Gerindra pada Januari 2024 yakni 20,1 persen untuk PDIP dan Gerindra 19,9 persen.
Elektabilitas PDIP kembali turun pada survei terbaru Februari 2024 dengan 16,4 persen.
Sedangkan Gerindra mengalami kenaikan elektabilitas sejak Juli 2023, terus menanjak hingga menyalip PDIP di angka 18,1 persen pada Februari 2024.
“Kalau kita perhatikan PDIP alami tren turun konsisten terus turun,” ungkap Hanta Yudha.
Baca juga: Perbandingan Elektabilitas Parpol Versi Litbang Kompas dan 2 Lembaga Survei Lain yang Baru Dirilis
Adapun metode yang digunakan dalam survei ini adalah multistage random sampling, dengan populasi warga negara Indonesia (WNI) yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.
Responden survei ini berjumlah 1.220 orang dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Metode menggunakan wawancara tatap muka langsung dengan responden pada tanggal 27 Januari- Februari 2024.
Validasi data juga digunakan dengan membandingkan data demografi hasil survei dengan data sensus Badan Pusat Statistik Tahun 2020.
Lain halnya dengan hasil survei Indikator Politik yang digelar 28 Januari - 4 Februari 2024.
Berdasarkan survei Indikator elektabilitas PDIP berada di posisi puncak dengan angka 20.3 persen, disusul Gerindra 18 persen, Golkar 11.9 persen, PKS 8.4 persen, PKB 8.3 persen, Demokrat 7.2 persen, NasDem 5.9 persen, PAN 5.5 persen, PSI
2.3 persen dan PPP 2.1 persen.
Partai lain lebih rendah dan sekitar 7.6 persen belum memilih partai.
Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei, jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 18 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Papua. Sehingga total sample sebanyak 5.500 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sementara MoE di wilayah oversample sebagai berikut:
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan masing-masing sample 400 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sumatera Utara, DKI Jakarta dan Banten (masing-masing sample 350 responden).
Sampel berukuran 350 memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5.3% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sumatera Selatan, Lampung dan Sulawesi Selatan dengan masing-masing sample 300 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5.8% pada tingkat kepercayaan 95%.
Provinsi Aceh, Riau, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Utara masing-masing sample 250 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±6.3% pada tingkat kepercayaan 95%.
Dan Papua jumlah sampel 100 responden, dengan MoE sekitar ±10% pada tingkat kepercayaan 95%.