Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengrus Nasional PBHI Julius Ibrani yang menjadi bagian dari Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis meminta seluruh masyarakat Indonesia ikut berpartisipasi dalam pemilu.
Ia menegaskan, koalisi tidak ingin menggagalkan pemilu dan membuat pemilu yang menelan anggaran triliunan rupiah menjadi sia-sia.
Baca juga: Imbas Banjir, Pencoblosan Pemilu 2024 di 9 Desa di Demak Terpaksa Ditunda, Ini Kata KPU
"Ayo ikut. Tapi dengan syarat, di pasal 2-nya adalah, segala realitas yang terjadi jadikan pertimbangan anda dalam memilih. Karena realita yang disajikan ini, termasuk apa yang ada di dalam film Dirty Vote itu, itu akan menentukan 5 tahun kita ke depan," kata dia di kantor Ombudsman RI Jakarta pada Senin (12/2/2024).
"Bukan hanya anda yang memilih, tapi saya juga yang mungkin berbeda pilihan dengan anda. Ini yang kami sampaikan kepada publik," sambung dia.
Terkait dengan mereka yang menyatakan tidak akan memilih atau golput, ia mengatakan hal tersebut adalah hak.
Baca juga: Jadwal Pemilu 2024: 35 Hari Perhitungan Suara, Agenda Putaran Kedua Jika Tak Selesai 1 Putaran
Ia pun mempersilakan apabila mereka menganggap golput bisa menjawab segala bentuk kecurangan dalam pemilu.
"Tapi menurut kami tidak. Ketika terjadi kecurangan, maka jawabannya adalah cari pemimpin yang bisa menyelesaikan problem kecurangan, bukan kemudian bergolput, tapi itu golput tetap hak ya," kata dia.
Ia mengatakan koalisi pun telah mengimbau kelompok-kelompok yang golput untuk memilih apabila mereka masih melihat ada calon yang bisa membenahi sistem pemilu di Indonesia.
Menurutnya, koalisi hanya ingin menyampaikan pesan yang disampaikan Bung Hatta di awal-awal kemerdekaan Indonesia bahwa dengan berpemilu, kita tidak hanya ikut andil menentukan nasib kita sendiri, tapi juga nasib satu bangsa.
Julius pun mengajak mereka untuk mengambil hak mereka dan tidak menyianyiakannya.
"Nah realita inilah jadi basis kalian memilih. Di level teorinya dia ada visi misi, ada program, ada debat capres-cawapres, ada materi kampanye, kalah mau lihat segala macam distraksi lihat medsos ada berbagai macam distraksi," kata dia.
"Tapi realita adalah pegangan yang paling valid, paling reliable, dan paling positif yang harus kita pegang semua. Itu kita sampaikan ke semua jejaring bukan hanya masyarakat sipil, tapi dampingan-dampingan kita, korban gusuran, jejaring individual, tokoh-tokoh masyarakat. Kami sampaikan demikian," sambung dia.