TRIBUNNEWS.COM - Rekapitulasi Pemilu 2024 telah dirampungkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kini tinggal diumumkan lalu penetapan, sejumlah fakta baru muncul dari hasil rekapitulasi suara caleg DPR RI.
Adalah raihan suara dari dua kader PDI Perjuangan (PDIP), yakni Puan Maharani dan Said Abdullah.
Keduanya memang mencalonkan diri di daerah pemilihan yang berbeda.
Namun, hasil suara Said Abdullah mampu memecahkan rekor Puan Maharani pada kontestasi Pemilu 2019.
Bahkan hingga kini, Said Abdullah merupakan pemegang rekor baru alias peraih suara terbanyak dari seluruh caleg DPR di Pemilu 2024.
Said Abdullah berdasarkan rekapitulasi suara KPU pada Pemilu 2024, meraih suara lebih dari setengah juta atau tepatnya 528.815 suara.
Ia merupakan caleg DPR daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur XI yang meliputi wilayah Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Padahal pada Pemilu 2019, raihan suara Said Abdullah tak ada apa-apanya dibanding yang ia torehkan kali ini.
Yakni sebesar 176.981 suara.
Sementara itu, Puan Maharani pada Pemilu 2024 berdasarkan rekapitulasi KPU meraih 297.336 suara.
Baca juga: Hari Ini KPU Umumkan Hasil Pemilu 2024, Simak Perolehan Suara Capres-Cawapres Seluruh Provinsi
Tergerus jauh dari yang ia capai pada Pemilu 2019, yakni sebesar 404.034 suara.
Kendati demikian, Puan Maharini masih berkesempatan untuk lolos kembali ke Senayan dengan status peraih suara terbanyak di Dapil Jateng V pada Pemilu 2024.
Dapil Jateng V meliputi Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Kota Surakarta (Solo).
Pemilu 2019 | Pemilu 2024 (Rekapitulasi KPU) | |
Puan Maharani | 404.034 | 297.336 |
Said Abdullah | 176.981 | 528.815 |
Potensi Oposisi
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno memprediksi PDI Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi jika pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka terpilih di Pilpres 2024.
Adi mengatakan, PDIP memiliki kebiasaan menjadi oposisi apabila kalah dalam kontestasi Pemilu.
"Pertama, DNA PDIP oposisi jika kalah Pemilu. Itu artinya sangat potensial PDIP oposan di era Prabowo-Gibran," kata Adi kepada Tribunnews.com dikutip pada Senin (19/2/2024).
Selain itu, dia menuturkan, pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mempertegas sikap PDIP akan menjadi oposisi.
"Kedua, pernyataan Hasto PDIP siap oposisi jadi penegas PDIP sepertinya di luar kekuasaan di 2024," ujar Adi.
Sebelumnya, Hasto mengatakan, PDIP siap berjuang sebagai oposisi untuk menjalankan tugas check and balance jika pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD kalah.
Hasto menjelaskan, berkaca pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kekuasaan yang terpusat memunculkan kemampuan untuk melakukan manipulasi.
Sehingga, kata dia, kekuasaan dan kritik dalam konteks kebijakan dan implementasinya dibutuhkan check and balance.
Hasto menegaskan, menjadi oposisi adalah suatu tugas patriotik dan pernah dijalani PDIP setelah Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.
Baca juga: PPP Akan Jadi Oposisi? Sandiaga Uno: Konsultasi Dulu ke Kiai
“Ketika PDIP berada di luar pemerintahan tahun 2004 dan 2009, kami banyak diapresiasi karena peran serta meningkatkan kualitas demokrasi. Bahkan, tugas di luar pemerintahan, suatu tugas yang patriotik bagi pembelaan kepentingan rakyat itu sendiri,” kata Hasto dalam tayangan Satu Meja di Kompas TV, pada Rabu (14/2/2024) malam.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Fersianus Waku)